Beranda Peristiwa Penanganan Banjir Setengah Hati

Penanganan Banjir Setengah Hati

0
Penanganan Banjir Setengah Hati

Hari gini, Masih Ada Pompa Rusak di Musim Penghujan

Mojokerto (Transversal Media) – Penanganan bencana di Kota Mojokerto agaknya masih setengah hati. Nyatanya, meski ditengah musim rawan bencana ada pompa yang belum siap karena rusak. Ironisnya, kasus pompa rusak ini ditemukan langsung oleh Walikota Mojokerto Masud Yunus kala sidak kesiap siagaan bencana di Lingkungan Kuti, Kelurahan Gunung Anyar, Kecamatan Magersari, Selasa (12/12/2017).

“Ada sebuah pompa yang rusak dan tengah dalam masa perbaikan. Semoga segera selesai, ” ungkap Walikota usai sidak bersama jajaran Forkompimda.
Orang nomer satu di pemkot itu mengatakan pihaknya tengah dalam posisi siaga menghadapi musim penghujan kali ini pihaknya menyiagakan 15 pompa yang tersebar di sejumlah titik rawan. “Ada 15 pompa yang kita siapkan. Semuanya dalam posisi siaga dititik-titik rawan, ” imbuhnya.

Disinggung soal upaya penanggulangan banjir yang tiap tahun melanda Kuti, Meri dan Keboan, Walikota berharap pada peran Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS).” Kita kerjasama dengan BBWS yang mulai tahun ini mengerjakan proyek multiyears pengerukan sungai Sadar. Dimulai tahun ini sampai tahun 2021, panjangnya 24 km. Dengan itu kita harapkan banjir di Kota Mojokerto tertangani, ” jawabnya.

Seperti diketahui, cuaca buruk yang mendera sejumlah daerah di Jatim termasuk Kota/Kabupaten Mojokerto mendapat atensi dari berbagai pihak. Kalangan DPRD Kota Mojokerto mewanti-wanti agar penanganan penanggulangan bencana sepenuhnya dibawah koordinasi Satuan Koordinator Lapangan (Satkorlak).

Himbauan Ketua DPRD Kota Mojokerto Febriyana Meldyawati ini menyusul tengara adanya miss koordinasi antara Pol PP dengan Dinas Sosial (Dinsos) dalam penanganan banjir di wilayah Kecamatan Magersari pada tahun lalu.
“Perkara (penanggulangan bencana, Red) rekan-rekan sudah beberapa kali mengkonsultasikan persoalan ini ke pusat. Untuk itu kita merekomendasikan penanganan bencana diserahkan ke Satkorlak,” tegas Febriyana yang biasa dipanggil Melda.

Politisi Banteng ini mengaku prihatin adanya miss penanganan bencana diinternal pemda. “Semestinya itu tidak harus terjadi. Sebab imbasnya masyarakat di daerah bencana akan makin menderita. Terkait penyerapan anggaran saya kira Satkorlak bisa langsung menyerapnya di pos force major ini.”

Menurut ia, tahun ini pemkot setempat mengalokasikan anggaran bencana sebesar Rp 1,4 miliar. “Sengaja kita anggarkan besar yakni sekitar Rp 1,4 miliar lantaran belajar dari pengalaman yang kemarin. Kota Mojokerto terkena bencana, apalagi ini karena sekarang sifatnya anomali cuaca,” imbuhnya.

(arin/Gon)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here