Transversalmedia.com (Mojokerto) – Kepala Dinas Kesehatan Kota Mojokerto Christina Indah WW mengklarifikasi terkait predikat Kelurahan Wates Kecamatan Magersari Kota Mojokerto sebagai Desa Pangan Aman. Klasifikasi ini dilakukan sebab sejauh ini banyak yang salah persepsi mengenai raihan Kelurahan Wates dalam lomba Desa Pangan Aman (Paman) tingkat nasional yang diselenggarakan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Indonesia.
“Kelurahan Wates berhasil masuk dalam tiga besar pada lomba Desa Pangan Aman tingkat nasional. Sejauh ini banyak yang beranggapan bahwa Kelurahan Wates berada dalam urutan tiga atau meraih juara nomor tiga,” ujar sarjana apoteker ini saat dijumpai di ruang kerjanya, Rabu (28/3/2018).
Menurut Indah, persepsi itu salah besar. Sebab, dari hasil lomba Desa Pangan Aman tingkat nasional tersebut bukan ditetapkan juara satu, dua, dan tiga tapi tiga daerah, yakni Kota Mojokerto, Bantul, dan Lampung ditetapkan sebagai Desa Pangan Aman terbaik tingkat nasional.
“Jadi Kota Mojokerto bukan meraih juara tiga tapi justru sebagai juara satu atau yang terbaik bersama Bantul dan Lampung,” tandasnya.
Hal ini terbukti dari piagam yang diterima Kelurahan Wates. Dalam piagam tersebut tidak dicantumkan sebagai juara satu, dua, atau tiga tapi Kelurahan Wates bersama dua desa/kelurahan lainnya sama-sama mendapatkan piagam sebagai Desa Pangan Aman.
“Jadi, sekali lagi, Kelurahan Wates bukan juara tiga tapi justru yang terbaik,” tegasnya.
Piagam penghargaan ini telah diserahkan Wali Kota Mas’ud Yunus kepada Lurah Wates Setijo Prijanto pada kegiatan PSN Terintegrasi dan Jum’at Berseri di Panderman Gang 8 Kelurahan Wates, Jum’at (16/3/18).
Sebelumnya pada 13 Februari lalu di Kelurahan Wates ini telah dilakukan verifikasi oleh Tim Verifikator dari BPOM RI. Wali Kota mengaku bangga dengan keberhasilan yang diterima Kelurahan Wates ini,
“Selain menjadi Desa Pangan Aman, Kelurahan Wates ini juga mendapat Posyandu Terbaik Nasional. Ini berkat kerja keras kita semua, dan harus kita pertahankan,” puji Mas’ud.
Melalui kegiatan PSN ini, Walikota menandaskan agar PSN tetap dilaksanakan sampai kapanpun. “PSN ini dapat menyelamatkan jiwa dan nyawa manusia, dan hasilnya sudah bisa dirasakan oleh masyarakat, buktinya dari 38 Kab Kota se Jatim, kota Mojokerto dinyatakan tidak termasuk daerah KLB DBD,” papar Mas’ud.
(Cup/Gon)