Mojokerto (Transversalmedia) – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Mojokerto menekan program Job Fair tetap dilanjutkan sehingga mengurangi peningkatan dari angka pengangguran khususnya untuk masyarakat Kota Mojokerto. Perlu adanya sosialisasi untuk mencarikan pekerjaan bagi pencari kerja (pencaker) memberikan kontribusi untuk menanggulangi angka pengangguran. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi dari pihak eksekutif dan legislatif untuk memberikan terobosan kreatif.

Anggota DPRD Kota Mojokerto dari komisi III Ita Primaria menekan Dinas Koperasi Usaha Mikro dan Tenaga Kerja (Diskoumnaker) menggencarkan sosialisasi lowongan pekerjaan melalui program Job Fair karena  Job Fair dinilai tepat sasaran untuk program tahunan.

“Program Job Fair ini kita anggap tepat karena peminatnya banyak, untuk itu perlu menggalakkan sosialisasi lewat program ini sebanyak-banyaknya. Bukan hanya pencaker saja lo yang di untungkan tetapi perusahaan yang mencari pekerjaan juga di untungkan juga, jadi mereka tidak susah-susah mencari pencaker. Ada hasilnya lo. Ujarnya. Kamis (19/4/2018)

Ita Primaria, Komisi III Anggota DPRD Kota Mojokerto
Ita Primaria, Anggota Komisi III  DPRD Kota Mojokerto

Politisi Partai Gerindra ini juga menyikapi Ujian Nasional Berbasis Komputer atau UNBK untuk SMK dan SMA sudah berjalan, angka pengangguran segera di atasi dan memberikan gebrakan untuk mengatasi solusi yang tepat sasaran.

“Ujian Nasional sudah berjalan secara otomatis setelah pengumuman kelulusan tingkat pencaker sangat banyak, pengangguran jadi meningkat, untuk itu Diskoumnaker melanjutkan Program ini dan jangan sampai ditiadakan karena ini efektif sekali, untuk itu pula bagi siswa-siswi Sumber Daya Manusianya harus mumpuni, kan Walikota sudah mengarahkan untuk menjadikan masyarakat yang cerdas.” Sindirnya.

Terpisah, Kepala Diskoumnaker Pemerintah Kota Mojokerto menjabarkan untuk upaya menekan laju pengangguran yang kini mencapai 3.800 jiwa,  Organisasi Pemerintah Daerah (OPD) hanya berharap pada acara yang sama namun didanai APBD.  Program ini pun nyaris gagal lantaran adanya kesalahan menginput data Simda setempat.

“Tahun ini kita kemungkinan hanya bisa sekali menggelar program Job Fair,  itupun pada triwulan ke-III atau pada akhir tahun. Sebab,  pemerintah  mengepras program ini sehingga kita hanya berharap pada pelaksanaan acara yang sama namun bersumber dari APBD 2018, ” tutur Kepala Diskoumnaker Kota Mojokerto,  Haryanto.

Ia mengungkapkan Kota Mojokerto telah mendapat apresiasi atas tingginya respon pencari kerja (pencaker)  dalam program ini.  “Jumlah pelamar job fair tahun 2017 mencapai 3.608 pelamar. Jumlah ini menempati urutan tertinggi di Jatim.  Dan kita mendapat apresiasi dari pemerintah pusat untuk itu,  masakan acara ini akan dibatalkan,”  keluhnya.

Menurut ia,  dari 40 perusahaan di kisaran Gerbang Kertasusila yang ikut mensukseskan acara ini berhasil merekrut 1.200 tenaga kerja. Pelamar dalam bursa kerja itu, 65 persen dari luar kota. Sedangkan  35 persen dari Kota Mojokerto. “Perusahaan pencari kerja didominasi dari luar kota.  Mojokerto bisa dihitung seperti Dragon (pabrik sepatu) dan Bokor Mas (pabrik rokok).  Mereka butuh tenaga kerja meski tak sebanyak yang dari luar kota,”  tambahnya.

Ia mengungkapkan pelamar dari Kota Mojokerto tak banyak sekali.  Katanya,  pencaker dari dalam kota banyak yang melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, berwiraswasta atau bekerja diluar daerah.  “Mungkin gaji luar daerah lebih banyak,”  ujarnya.

(Adv/Gon)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here