Hari Pangan Sedunia, Ning Ita Ajak Warga Manfaatkan Lahan untuk Dukung Ketahanan Pangan

Mojokerto (transversalmedia) – Lesunya perekonomian adalah salah satu dampak yang diakibatkan oleh pandemi covid-19, meski demikian Pemerintah Kota tidak hanya berpangku tangan menunggu bantuan dari pemerintah pusat tetapi berupaya bangkit melalui Program Upaya Pangan Mandiri (PUMP). Pada Jumat (16/10/2020) yang bertepatan dengan Hari Pangan Sedunia, Wali kota Mojokerto bersama Wawali Achmad Rizal Zakaria, Sekdakot Mojokerto Harlistyati serta jajaran kepala OPD di lingkungan Pemerintah Mojokerto mengikuti panen perdana tanaman jagung serta penyerahan bantuan permodalan di balai Kelurahan Gunung Gedangan.

Beberapa upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Mojokerto melalui Dinas Ketahanan Pangan dan pertanian (DKPP) adalah dengan memberdayakan lahan aset pemkot untuk ditanami jagung dan memberikan bantuan modal usaha dalam bidang pertanian dan peternakan. Pemerintah Kota Mojokerto memiliki lahan aset seluas 9,0 ha yang dimanfaatkan untuk menanam jagung, salah satunya adalah lahan jagung di lingkungan Kedungsari Kelurahan Gunung Gedangan. Lahan seluas 1,5 ha ini ditanami oleh warga kelurahan kedungsari dengan jagung varietas NK 212 sejak Juli 2020.

Usai mengikuti panen perdana, Ning Ita menyerahkan bantuan yang akan menjadi modal usaha bagi warga Kota mojokerto. Pada kesempatan ini bantuan bibit sayuran diberikan kepada 600 KK. Bibit yang diberikan antara lain bibit bungkul, cabai, tomat, terong. Selain dalam bidang pertanian, warga yang berminat dalam bidang peternakan juga mendapat bantuan modal usaha berupa ayam buras dan ayam petelur beserta kandang dan pakannya. 

Modal usaha juga diberikan dalam perikanan  yaitu berupa bibit ikan nila dan ikan lele. Ada 17 kelompok warga yang mendapat bantuan bibit ikan lele dan  1 kelompok mendapat bantuan bibit ikan nila. Selain mendapat bantuan bibit ikan masing-masing kelompok juga mendapat bantuan kolam dan pakan ikan. 

Dalam sambutannya Ning Ita menyampaikan bahwa pemerintah telah menyiapkan bantuan program ketahanan pangan untuk 10000 KK. Ia menyampaikan bahwa kegiatan ketahanan pangan yang menjadi bagian dari program pemulihan dampak ekonomi pandemi covid 19. “Di dalam kegiatan ketahanan pangan ini ada salah satu upaya di mana masyarakat kita aja untuk melakukan budidaya berbagai macam ada sayur mayur ada juga ikan ataupun unggas,”jelas Ning Ita.

Ia menambahkan bahwa budidaya pertanian juga dilakukan oleh DKPP kemudian hasilnya dibagikan kepada masyarakat.  “Semua bantuan ini kita harapkan tidak hanya bisa memberikan kecukupan atas kebutuhan pangan masyarakat kita tapi ke depan masyarakat kita aja untuk lebih sabar lebih telaten,”tutur Ning Ita.  

Ning Ita menjelaskan bahwa Kota Mojokerto ini memang bukan daerah pertanian tetapi meskipun wilayahnya  perkotaan dengan kepadatan penduduk yang cukup tinggi tidak menjadi kendala untuk bisa mengembangkan pertanian. “Tidak hanya pertanian tentunya peternakan juga bisa kita upayakan artinya suasana pandemi ini justru menuntut kita lebih inovatif dan kreatif dan ini terbukti kita bisa melakukannya.”kata Ning Ita.

“Bagaimana beralih dari wilayah perkotaan yang notabene memang jarang sekali ada pertanian karena ketersediaan lahan yang cukup sempit, kita arahkan untuk lebih inovatif memanfaatkan lahan yang sempit untuk kegiatan ketahanan pangan dan ini bisa kita lakukan secara bertahap dari hasil itu untuk menjadi mata pencaharian masyarakat ke depan kuncinya dibutuhkan kesabaran dan ketelatenan,”jelas Ning Ita.

Lebih lanjut Ning Ita menyampaikan apa yang tengah dilakukan oleh Pemerintah Kota Mojokerto ini merupakan upaya untuk  merubah pola hidup yang selama ini memang warga perkotaan jarang sekali melakukan kegiatan pertanian maupun peternakan. “Untuk itu kita tidak boleh patah semangat, justru iInilah saatnya kita meningkatkan inovasi dan kreativitas kita bagaimana memanfaatkan segala sumber daya yang ada ini untuk bisa menjadi sumber ekonomi atau mata pencaharian bagi masyarakat dan insya Allah kami juga akan melakukan pendampingan sampai dengan 6 bulan agar masyarakat kota ini mulai terbiasa untuk melakukan kegiatan budidaya kedepannya dan ini akan menjadi kebiasaan hidup yang akhirnya bisa menjadi sumber mata pencaharian atau ekonomi warga Kota Mojokerto,”pungkasnya. (Al)

Berita Lainnya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terpopuler