Mojokerto (transversalmedia) – Demi mengutamakan kepentingan bersama guna mengantisipasi di musim penghujan, Pemerintah Kota Mojokerto mencuri start dalam pelaksanaan program proyek ‘Bantuan Rumah Swadaya (BRS)’ yang biasa disebut Bedah Rumah.
Secara simbolis, Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari yang biasa akrab dipanggil Ning Ita menyerahkan buku tabungan kepada penerima, yang bertempat di kantor Kecamatan Prajurit Kulon, Kamis (16/9/2021). “Untuk mengantisipasi musim hujan, (Kelompok Swadaya Masyarakat) sebagai pengampuh BRS curi start dalam pengerjaanya”, ungkap wali kota kepada awak media ditemui usai acara.
Dalam serangkaian acara tersebut, tampak hadir, Kepala Dinas PUPR Mashudi, Camat Prajuritkulon M Hekamarta Fanani dan Camat Kranggan Rahmi Widjajanti, serta Kepala Cabang Bank Jatim.
Lebih jauh diungkapkan, program BRS sudah berlangsung tiga tahun ini, KSM di masing-masing kelurahan sebagai pengampuh pekerjaan juga sudah tahu dan sudah ada SK kepastian siapa saja yang mendapatkan, sehingga mereka mengerjakan lebih awal agar tidak terkendala dengan musim hujan yang segera tiba.
“Ini mencuri untuk kebaikan. Sehingga pekerjaan ini dilakukan lebih awal dan alhamdulillah sudah sebagian besar terselesaikan dan sebagiannya lagi masih dalam proses pengerjaan”, terangnya.
Ia menyebut, meski belum dibayar, pihak suplier bahan bangunan bersedia mengirimkan barangnya ke lokasi yang dituju. Pun demikian dengan tukang serta kuli bangunan, mereka mau bekerja meskipun proses pembayarannya menyusul.
“Program ini kan sudah berjalan tiga tahun di era kepemimpinan saya, jadi mereka sudah paham dan gak takut gak kebayar lantaran sudah ada anggaran pasti dari pemerintah”, tandasnya.
Ia berjanji, program bedah rumah akan terus digulirkan di tahun-tahun berikutnya. Dan akan terus melakukan penyisiran terhadap sejumlah rumah yang membutuhkan bantuan program ini.
“Kita terus berupaya menciptakan lingkungan pemukiman Kota Mojokerto yang bersih dan sehat, agar masyarakatnya juga sehat. Karena lingkungan yang kumuh bisa mempengaruhi kesehatan penghuninya,” harapnya.
Masih kata Ning Ita, selain program bedah rumah, Kota Mojokerto juga memiliki program lain yang berkaitan dengan peningkatan pola hidup bersih dan sehat warga. Diantaranya program Ipal Komunal atau pembangunan jamban di masing-masing kelurahan yang diperuntukkan bagi 70 kepala keluarga, program septic komunal untuk 39 keluarga dan program jamban keluarga.
“Untuk program ini, kotorannya tidak boleh dibuang di saluran maun di selokan secara sembarangan. Jadi harus dibuang di septic tank yang memenuhi standar kesehatan sehingga tidak mencemari sumur tetangga sekitar,” cetusnya.
Sementara itu, Kepala Dinas PUPR Kota Mojokerto, Mashudi mengatakan jumlah penerima bantuan bedah rumah di Kota Mojokerto sebanyak 140 orang. Dengan rincian Kecamatan Prajurit Kulon sebanyak 95 penerima, Kecamatan Kranggan sebanyak 9 penerima dan Kecamatan Magersari sebanyak 36 penerima.
“Dari jumlah 90 penerima bantuan yang bersumber dari DAK pencairan tahap pertama sejumlah 23 penerima telah progres fisik 100 persen,” ungkapnya.
Sementara yang bersumber dari DAU, lanjut Mashudi, sebanyak 9 penerima bantuan di Kecamatan Kranggan sudah progres fisik sebesar 50 persen. Kecamatan Prajurit Kulon, tiga rumah sudah progres fisik 100 persen, 5 rumah mencapai progres 60 persen dan 3 rumah sedang dalam proses pengerjaan.
“Yang di Kecamatan Magersari, pencairan tahap pertama sejumlah 10 penerima bantuan, 4 rumah telah progres fisik 100 persen, 4 rumah 50 persen dan sisanya 2 rumah sedang dalam proses pengerjaan,” ungkapnya
Masih kata Mashudi, dalam pelaksanaan kegiatan bantuan rumah swadaya, penerima bantuan didampingi oleh Tenaga Fasilitator Lapangan (TFL).
“Keberadaan mereka untuk memberikan saran teknis dan perhitungan rencana anggaran biaya (RAB) terhadap bangunan yang akan di rehab,” pungkasnya.
(Gon)