Mojokerto (transversalmedia) – Nasib naas di alami anggota Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) penjaga Kantor Pemerintah Kota Mojokerto Jalan Gajah Nomor 145. Ia di hajar sampai babak belur oleh seorang oknum TNI AL berpangkat perwira menengah Letnan Kolonel (Letkol) Hendra Yuliarman.
Menurut keterangan korban penganiayaan Angga Ardiyan, mengatakan peristiwa itu berawal dari kecelakaan lalu lintas yang terjadi di depan Kantor Wali Kota Mojokerto pada hari Jumat (22/10/2021) sekitar pukul 17.30 WIB kemarin.
Saat itu ia beserta seorang rekannya sedang jaga piket masuk siang. Dan tiba-tiba di depan kantor pemkot arah putar balik ada insiden kecelakaan yang melibatkan sepeda motor yang dikendarai seorang ibu dan anaknya dengan kendaraan yang berada di depannya.
“Ceritanya ibu ini sudah di ingatkan polisi cepek untuk berhenti tapi malah nerobos sehingga terjadi kecelakaan”, terangnya.
Akibat kejadian tersebut, lanjut Angga, si ibu jatuh terpental sampai depan pos, lalu ia berusaha menolongnya. Bukannya berterima kasih, si ibu tersebut malah datang menghampirinya dengan marah-marah.
“Padahal saya berniat membantu malah dikiranya saya yang menabrak. Tapi setelah dijelaskan polisi cepek dan warga sekitar akhirnya ibu itu minta maaf sama saya,” tegasnya.
Tak berhenti disitu, permasalahan kembali berlanjut, saat Angga meminta kartu identitas si ibu. Itu untuk penyelesaian secara damai dengan si korban. “Saya bilang kalau ibu gak mau menyerahkan KTP, ini kan ada CCTV malah nanti ibu kena tilang. Lantas beliaunya marah-marah dan bilang nanti kesini lagi”, jelasnya.
Sekitar pukul 20.45 malam, ibu itu memang datang bersama suami dan temannya yang mengaku anggota TNI. Tanpa basa-basi kedua orang ini kemudian menghujani pukulan secara bertubi-tubi hingga ia mendapatkan luka parah di bagian wajah.
Sementara itu, Kasatpol PP Kota Mojokerto, Heryana Dodik Murtono mengatakan pihaknya mendapat laporan terkait anggotanya mengalami penganiayaan dari foto kaos berceceran darah. Laporan itu ditindaklanjuti anggota Satreskrim Polresta Mojokerto dengan mendatangi korban di lokasi terjadinya penganiayaan tersebut.
“Setelah di datangi ke TKP melihat beberapa foto ternyata memang penganiayaan itu dilakukan oleh oknum TNI sehingga Kepolisian menyerahkan pada Garnisun”, katanya.
Setelah kejadian itu, esoknya korban merasakan kesehatannya menurun sehingga dilarikan ke RSUD Wahidin Sudirohusodo Kota Mojokerto. “Ada luka yang perlu dijahit sehingga tadi dibawa ke rumah sakit”, terangnya.
Korban dan pelaku sempat berdamai akan menyelesaikan dengan cara kekeluargaan dan membubuhkan tanda tangan di kertas tanpa materai di kantor Garnisun.
Meski begitu, pihaknya menegaskan penganiayaan hingga melukai anak buahnya ini agar diusut tuntas sesuai hukum. Pasalnya, kejadian penganiayaan terjadi di pos penjagaan Satpol PP yang berada di kantor Walikota Pemkot Mojokerto.
“Kami menyampaikan via surat tertulis, kami mohon untuk tetap diproses sesuai peraturan perundangan yang berlaku baik militer maupun sipil, karena sudah terjadi penganiayaan yang itu dilakukan di pos Satpol PP di Pemkot”, tegasnya.
Pihaknya mengumpulkan barang bukti lain berupa rekaman kamera CCTV yang berada di pos penjagaan Satpol PP Pemkot Mojokerto.
“Info yang kami terima dua orang yang mendatangi Angga (Korban)”, ucap Dodik.
Kronologi, korban berniat membantu pengendara motor ibu dan anaknya yang terlibat kecelakaan di depan Pemkot Mojokerto.
“Justru korban dituduh penabrak padahal dia berniat menolong,” pungkasnya.
(Gon)