Transversal Media – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus mempercepat pembangunan hunian tetap (Huntap) Rumah Instan Sederhana Sehat (RISHA) dalam melaksanakan rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana banjir bandang dan tanah longsor di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Sebanyak 300 unit panel RISHA telah dikirim dari Pelabuhan Makassar menuju Pelabuhan Terong, Pulau Adonara.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan bahwa rehabilitasi dan rekonstruksi pada wilayah terdampak bencana di NTT tidak hanya membangun kembali rumah yang rusak, tetapi sebagai upaya untuk membangun kembali permukiman baru yang tangguh terhadap bencana.
“Pendekatannya adalah build back better, tidak sekadar membangun dengan kerentanan yang sama terhadap bencana, tetapi membangun lebih baik dan lebih aman dari sebelumnya”, kata Menteri Basuki.
Setelah tiba di Pelabuhan Terong, Panel RISHA tersebut didistribusikan ke tiga lokasi pembangunan hunian tetap di Pulau Adonara yakni Desa Nelelamadike, Desa Oyang Barang, dan Desa Saosina. Sejumlah persiapan telah dilaksanakan oleh Tim Satgas Penanggulangan Bencana PUPR bersama pemerintah daerah dan mitra kerja untuk mempercepat penanganan seperti di Desa Nelelamadike sebagai salah satu desa relokasi, saat ini sedang dalam tahap percepatan pematangan lahan oleh Mitra Kerja PT. Adhi Infrastruktur dan penyiapan lokasi penyimpanan panel RISHA.
Kemudian untuk Desa Oyang Barang sudah mulai dibangun sebanyak 24 unit hunian tetap menggunakan stok panel yang didistribusi lebih awal dari Kabupaten Lembata. Selanjutnya Desa Saosina telah selesai pelaksanaan pengukuran lahan dan saat ini sedang dilakukan pembuatan blockplan.
Selain di Adonara, Kementerian PUPR juga terus mempercepat pembangunan rumah RISHA di Kabupaten Lembata. Saat ini pembangunan hunian tetap di Lembata sebanyak 700 unit yang didistribusikan di 3 lokasi yaitu Desa Waisesa sebanyak 173 unit, Tanah Merah sebanyak 294 unit, dan Podu sebanyak 233 unit.
Untuk progres pembangunan huntap di Desa Waisesa sedang dilakukan pekerjaan pemasangan sebanyak 139 unit rumah dari total rencana 173 unit. Kemudian untuk Tanah Merah masih dalam tahap pematangan lahan oleh pemerintah kabupaten dan untuk lokasi Podu dalam tahap pembersihan lahan siap bangun.
Diharapkan, pembangunan RISHA di seluruh lokasi terdampak bencana selesai tepat waktu pada November 2021. Tahap berikutnya setelah pembangunan fisik huntap rampung akan dimulai proses penghunian yang diatur oleh masing-masing pemerintah daerah.
Bukan hanya itu saja, sesuai dengan Instruksi Presiden, menambah lagi bantuan rumah tahan gempa dengan teknologi Rumah Instan Sederhana Sehat (RISHA) dengan tipe 36 Tunggal, akan disalurkan di dua wilayah yakni Kabupaten Lembata sebanyak 700 unit dan 300 unit di Kabupaten Flores Timur. Disamping itu, beberapa kabupaten terdampak bencana lainnya, sesuai dengan persetujuan Menteri PUPR akan segera dibangun Hunian Tetap (Huntap) RISHA.
Pembangunan inovasi RISHA didasari oleh kebutuhan akan percepatan penyediaan perumahan yang layak huni bagi masyarakat terdampak bencana dengan mengedepankan kualitas bangunan sesuai dengan standar (SNI). RISHA adalah teknologi konstruksi knock down yang dapat dibangun dengan waktu cepat dengan menggunakan 3 jenis modul beton bertulang pada struktur utamanya.
Bantuan rumah RISHA di Kabupaten Lembata disalurkan di Desa Waisesa I dan Desa Getto dengan kebutuhan anggaran sebesar Rp 85,5 miliar. Saat ini tengah dilakukan pematokan lahan, land clearing dan pematangan lahan seluas 7,9 hektar (ha) untuk Waisesa I dan 6,04 ha di Getto. Selagi menunggu material panel RISHA pada minggu ke-3 bulan Mei tiba dari Makasar, Kementerian PUPR membangun 4 unit mock up RISHA dengan progress pada pekerjaan struktur atap.
Selanjutnya bantuan rumah RISHA di Flores Timur disalurkan di 3 titik Kecamatan Adonara yakni di Desa Oyangbarang dengan luas lahan 1,2 ha, Saosina 4,5 ha, dan Nelelamadike 1,4 ha. Kebutuhan anggaran di 3 lokasi tersebut sebesar Rp 37,8 miliar. Saat ini sudah dilakukan pengiriman mock up 2 unit ke lokasi dan pembuatan pondasi.
Pembangunan Huntap di Lembata dan Adonara dilaksanakan oleh kontraktor PT Adhi Karya dan Konsultan Manajemen Konstruksi PT Virama Karya. Secara keseluruhan pembangunan RISHA ditargetkan selesai akhir September 2021. Langkah selanjutnya setelah pembangunan fisik Huntap rampung adalah dimulainya proses penghunian yang akan diatur oleh masing-masing Pemerintah Daerah (Pemda).