Mojokerto (transversalmedia) – Minyak goreng (Migor) pada hari terakhir ini di keluhkan dengan harga yang cenderung naik dan hilang beberapa saat di pasaran lokal. Hal inilah yang dikeluhkan warga pada saat giat reses pertama DPRD kota Mojokerto, Udji Pramono Fraksi Demokrat, di balai pertemuan RW 08, Kelurahan Wates. Jumat (18/02/2022).
Warga berharap persoalan ini disikapi secara serius oleh pemerintah. “Masyarakat (jalan) Panderman mayoritas berpenghasilan rendah sehingga sulit menjangkau harga minyak goreng. Kami berharap ada perhatian serius dari pemerintah soal ini”, ungkap Ngatini, warga Kelurahan Wates.
Bukan hanya harga minyak goreng saja yang dikeluhkan, namun kelangkaan beberapa hari terakhir ini ikut pula dipersoalkan, “Tak hanya mahal, terlebih sering langka. Kami kesulitan mencari minyak goreng”, imbuhnya.
Dalam menanggapi keluhan warga tersebut, Udji Pramono mengaku prihatin dengan persoalan ini. “Kami prihatin dengan kebijakan Mendag (Menteri Perdagangan). Harga minyak Rp 20-21 ribu perliter, dan harga minyak disatukan Rp 14 ribu. Tapi barang nggak ada”, tuturnya.
Udji Pramono yang akrab dipanggil Gandung ini menyatakan akan mengambil sejumlah tindakan. “Nanti saya diskusikan dengan Disperindag, apa langkah-langkah yang telah dilakukan pemerintah daerah”, Janjinya.
Ia mengungkapkan, belum mendengar ada instruksi dari pemerintah pusat ke pemda. “Kok ini belum ada. Semacam operasi pasar atau apa”, jelasnya.
Dugaan kuat, peristiwa adanya kasus kelangkaan migor yang lepas dari permainan oknum. “Di Jabar, ada yang ditimbun sampai beberapa ton, dan alhamdulillah ditangkap aparat kepolisian. Harapan kami Pemkot Mojokerto berkoordinasi dengan polres, apakah ditimbun ataukah belum ada pasokan. Tetapi dengan turunnya Permendagri kemarin, distribusi dan patokan harga dipatok 14 ribu. Tinggal barangnya saja, terutama menjelang puasa dan lebaran”, tutupnya.
(Gon)