Mojokerto (transversalmedia) – Program unggulan Pemerintah kota Mojokerto untuk pembuatan sanitasi dan bedah rumah demi kelayakan rumah huni bagi warga kota Mojokerto, perlu adanya verifikasi terlebih dahulu. Sebagai ujung tombak melalui Tenaga Fasilitator Lapangan (TFL), Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari memaparkan untuk memprioritaskan bagi warga yang sangat membutuhkan atau darurat.
“Teman-teman TFL ini bukan hanya sebagai pendampingan pembangunan fisik saja tapi juga harus memberikan edukasi kepada masyarakat”, kata Wali Kota yang akrab dipanggil Ning Ita, saat rapat di hadapan tim TFL di ruang rapat kantor Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (DPUPR PRKP) kota Mojokerto, Jln By Pass. Senin sore (09/5/2022).
Ning Ita menegaskan pembangunan bedah rumah harus memprioritaskan bagi warga yang sangat membutuhkan, “Bagi teman-teman mana yang menurut kondisi yang ada di lapangan, ibarat yang lebih butuh, yang satu akut dan yang satu bisa ditawar”, tegasnya.
Diharapkan TFL turut mensosialisasikan terkait program sanitasi dan bedah rumah kepada masyarakat. “TFL kami harapkan memberikan edukasi kepada masyarakat untuk berperilaku hidup sehat dan tidak membuang kotoran ke sungai, karena sudah kita fasilitasi program pembuatan sanitasi”, jelasnya.
Diketahui, Ning Ita turun kelapangan saat adanya bencana kebakaran pada hari jumat malam (06/5/2022) di lingkungan Ketidur, “Kondisi ini kan korban sangat membutuhkan, ini yang jadi prioritas pembangunan”, katanya.
Untuk persyaratan yang kedua, TFL harus melihat kelayakan kondisi huni rumah atau darurat. “Jika di lapangan kalian menemukan tidak memenuhi, contoh ; kondisi memang untuk sekali dibantu atau ibarat orang sakit itu dalam keadaan kronis, jika tidak segera diobati mengakibatkan kelumpuhan. Dan untuk masalah perabotan, kalian bisa Ke Baznas, atas perintah saya”, tegasnya.
Sementara itu, Kepala DPUPR PRKP, Mashudi dengan Evi Anggraeni Kabid PRKP menjelaskan pembangunan fisik tersebar di 18 kelurahan. “Kalau untuk data yang masuk swadaya ada 100 rumah, 10 rumah untuk korban bencana, dan 10 rumah untuk relokasi program pemerintah. Jadi total ada 120”, katanya.
Ia menambahkan langkah pengerjaan untuk bedah rumah, “jika saat ini telah memverifikasi lapangan, jadi nanti dari hasil verifikasi lapangan mereka sesuai kriteria kami, sesuai juknis kami kita undang kita sosialisasi yang direncanakan ke tiga kecamatan”, tuturnya.
(Adv/Gon)