Khawatir Ganggu Irigasi, Dewan Mojokerto Bakal Sidak

Mojokerto (transversalmedia) – Sebagai tindak lanjut dari hasil audiensi bersama Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) 26 Desember 2022 lalu, DPRD Kabupaten Mojokerto bakal melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke lokasi proyek Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) yang bersumber dari Sungai Kromong. 

Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Mojokerto Pitung Hariyono mengatakan, peninjauan untuk memastikan pekerjaan optimalisasi jaringan air di dua wilayah kecamatan itu tidak mengganggu irigasi petani. Perwakilan petani dari sejumlah desa yang terdampak melaporkan terkait proyek optimalisasi SPAM Puri-Sooko yang dikhawatirkan mengganggu aliran irigasi. ”Sidak sudah masuk ke dalam renja komisi III”, katanya.

Persoalannya kekhawatiran gapoktan dinilai cukup beralasan. Karena proyek yang dinaungi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen-PUPR) melalui Ditjen Cipta Karya Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Jawa Timur tersebut mengambil sumber air di Sungai Kromong, Pacet.

Meskipun, kata dia, dari hasil audiensi, Perumdam Mojopahit menyatakan bahwa air bersih yang diambil dari Sungai Kromong melalui pipa berukuran 8 dim tidak akan mengurangi debit irigasi. Untuk memastikannya, komisi III bakal turun langsung untuk meninjaunya. ”Karena menjadi kewajiban kami untuk melihat langsung ke lokasi,” tandasnya.

Dikatakan Pitung, agenda sidak tengah dijadwalkan sekretariat DPRD dalam waktu dekat. Dalam rencana peninjauan proyek yang bersumber dari dana APBN dengan pagu sekitar Rp 32,5 miliar itu, dewan juga berharap bisa menemukan win-win solution. Sebab, imbuh dia, optimalisasi SPAM juga menjadi proyek strategis untuk penyediaan air bersih di Kecamatan Puri dan Sooko. Hanya saja, pekerjaan yang dimulai sejak September 2022 dan berlanjut hingga Juni nanti dinilai kurang sosialisasi. Khususnya kepada kepala desa dan gapoktan. ”Awalnya ada miss karena kurang komunikasi. Sehingga menimbulkan pertanyaan-pertanyaan dari kepala desa dan gapoktan,” imbuhnya.

Sebelumnya, Perumdam Majapahit juga menyatakan bahwa proyek optimalisasi SPAM sebatas mengganti pipa lama peninggalan kolonial yang sudah uzur. Sehingga, dilakukan pipanisasi sepanjang kurang lebih 29 kilometer (Km) untuk menjangkau wilayah Puri dan Sooko. ”Dan menurut PDAM telah melalui kajian-kajian. Jadi, debit air yang diambil sudah diperhitungkan,” pungkas Pitung. 

(Adv/Gon)

Berita Lainnya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terpopuler