Mojokerto (transversalmedia) – Penyerapan dana kelurahan (dakel) Meri tahun 2022 tergolong rendah, persentase capaiannya hanya 72,4 persen, sehingga dakel 2023 merosot. Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari mempertanyakan pada saat evaluasi kegiatan yang sudah berjalan di kegiatan kelurahan Meri.
“Tahun 2022, kelurahan Meri mendapatkan alokasi dakel Rp 1,3 milyar tapi hanya terserap Rp 940 juta sehingga masih ada Rp 350 juta yang kembali ke kas daerah, karena tidak bisa dihabiskan, tidak bisa direalisasikan kegiatannya”, ujarnya saat memberi pengarahan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Kelurahan Meri, Kecamatan Kranggan, Kota Mojokerto dilaksanakan di Balai Pertemuan Kelurahan Meri, jalan Raya Meri, Jumat (37/1/2023).
Hadir dalam acara tersebut, antara lain Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari, Kepala Bapedalitbang Agung Moeljono, Kepala DPUPRPRKP Mashudi, Camat Kranggan Suharno SH MH, Plt. Kabag Prokopim Fibriyanti, dan Lurah Meri Gesmanto.
Menindaklanjuti Kepala Bapedalitbang Agung Moeljono saat pembukaan acara musrenbangkel Meri, Ning Ita pertanyakan Lurah Meri, “Ini tentu apa yang ditanyakan Pak Agung, nopo niki pak lurah kok mboten telas (ada apa ini pak lurah kok tidak habis), pertanyaane lak ngoten se nggea (pertanyaannya kan gitu ya), sudah disiapkan anggaran segini kok tidak habis, kenapa ini ada Rp 350 juta”, tanya Ning Ita.
Dari pertanyaan Ning Ita langsung dijawab lurah Meri Gesmanto, “satu pergeseran prameswari kemudian yang dialokasikan sebelas yang kami usulkan tujuh terealisasi lima harus memenuhi DPKS, di KUBE, multikultur sayuran yang dari pertanian itu kemarin yang melakukan pergeseran, kami anggarkan 14 juta namun hanya 5 orang, salah satunya itu”, kilahnya.
Terungkap jika Dakel Meri turun dibandingkan tahun 2022, untuk anggaran dakel 2023 malah turun sebesar Rp 1,29 milyar, kelurahan yang lainnya naik.
Ning Ita mengharapkan anggaran dakel di kelurahan Meri bisa terserap semua dengan memberi gambaran, “Tahun kemarin kan ada Rp 350 juta yang tidak terserap, harapan saya tahun ini bisa terserap semuanya, bisa ya, apa yang bisa dilaksanakan semuanya. disitu ada dana yang sudah dianggarkan itu ada pemberdayaan di bidang kesehatan”, ujarnya dengan menjabarkan program dakel.
Ning Ita menanyakan kembali kepada peserta musrenbangkel, “Rp 40 juta (dana operasional) kira-kira kurang apa tidak untuk operasional rapat”, tanyanya. “kurang”, celetuk para undangan.
“Nanti saya bilang ke pak lurah, sampean bilang ke pak lurah, nanti sampean gak ada kegiatannya. Percuma balik lagi ke kas daerah, gak bisa nyerap lagi”, pungkasnya.
(Gon)