Mojokerto (transversalmedia) – Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkes P2KB) Kota Mojokerto meminta masyarakat waspada pada musim penghujan atau pun pergantian musim, nyamuk berkembang biak. Sehingga, tidak heran jika banyak ditemukan kasus penyakit seperti Demam Berdarah Dengue (DBD) dan malaria yang penularannya melalui nyamuk.
Hasilnya, kota Mojokerto sudah terbebas dari penyakit malaria. Sedangkan DBD, masih ada meski tidak banyak. “Kota Mojokerto sudah terbebas dari malaria sejak tahun 2014. Ditargetkan pada tahun 2030 nanti kota Mojokerto bebas DBD”, kata Kepala Dinkes P2KB Kota Mojokerto, dr Triastutik Sri Prastini Sp.A.
Dengan didampingi Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) dr Lily Nurlaily menjelaskan untuk mencegahnya, langkah dinas kesehatan masih menggunakan program Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) Terintegrasi dan tidak menggunakan alat fogging. “Kalau fogging, menyebabkan nyamuk kebal”, ujarnya.
Program PSN di Kota Mojokerto merupakan program tahunan sejak 15 tahun lalu. PSN dilaksanakan setiap hari Jumat dengan melibatkan pemerintah dan masyarakat. Ada sebanyak 1.625 kader kesehatan yang merupakan kader binaan dinkes yang tersebar di setiap RT mendatangi rumah penduduk untuk memeriksa kemungkinan adanya jentik nyamuk yang menularkan penyakit.
Lebih jauh dijelaskan, meski penyakit malaria dan DBD sama-sama ditularkan oleh nyamuk namun jenis nyamuknya berbeda. “Kalau malaria, ditularkan nyamuk anopheles. Sedangkan DBD ditularkan nyamuk aedes aegypti”, jelasnya.
Dijelaskan pula, jika perbedaan habitat kedua nyamuk. Kalau nyamuk anopheles penyebar penyakit malaria suka berada di air kotor seperti rawa atau pun tingkat kelembaban. Sedangkan nyamuk jenis aedes aegypti penyakit DBD suka berada di air jernih seperti bak mandi, kaleng, vas bunga, dan lainnya.
“Waktu menghisap darah pun juga berbeda, kalau anopheles pada malam hari, yakni dari matahari terbenam sampai matahari terbit. Sedangkan nyamuk aedes aegypti pada siang hari, nyamuk ini aktif menggigit pada pagi hingga sore hari, paling aktif saat dua jam setelah matahari terbit dan beberapa jam sebelum matahari terbenam”, jelasnya.
Untuk menghindari gigitan nyamuk, selain meniadakan habitatnya, gunakan selalu obat nyamuk, baik yang oles, semprot, maupun bakar, apabila keluar rumah pada malam hari diminta memakai celana panjang baju tangan panjang dari sarung, jauhkan kandang dari ternak dari tempat tinggal, dan pasang kawat kasa pada jendela atau ventilasi. “Kalau ada yang tertular, segera bawa ke Puskesmas atau Faskes terdekat”, pungkasnya.
(Gon)