Mojokerto (transversalmedia) – Wakil Ketua DPRD Kota Mojokerto, H Junaedi Malik melaksanakan kegiatan reses atau serap aspirasi masyarakat, yang dimana mendapat saran dan masukan dari peserta reses. Senin (20/2/2023).
Tampak hadir ketua Askot PSSI kota Mojokerto H Joko Rustianto, mantan Wakapolresta Mojokerto Hadi Prayitno, tokoh penggerak ekonomi kerakyatan pemilik pentol kabul grup H. Muslimin, ketua paguyuban UMKM putra mojopahit, organisasi pelaku usaha sepatu kota Mojokerto Dani Kusuma, Lukas Tjong, pengusaha kota Mojokerto, Ketua forum pengajar Al Qur’an TPQ se kota Mojokerto Ustad Rusman, Tokoh NU kota dan jajaran ketua tanfidziyah dan Rois Syuriah MWC dan ranting NU kota Mojokerto, ketua banom NU, ketua LPM, ketua RW dan tokoh masyarakat dan tokoh agama sekitar, Jajaran PKB, ketua dewan syuro dan pengurus PKB semua tingkatan.
Wakil Ketua DPRD Kota Mojokerto, H Junaedi Malik mengatakan “Ternyata banyak program yang di kota ini yang di rasa outputnya kurang menyentuh ke masyarakat langsung, terutama pemberdayaan pelatihan, penguatan ekonomi UMKM, yang dirasa pengentasan kemiskinan, outputnya kurang dirasa menyentuh masyarakat langsung outputnya”, katanya saat berwawancara dengan media usai reses.
Menanggapi hal itu, politisi PKB senior ini mengambil langkah tindakannya, “Kami sampaikan, bahwa fraksi dari PKB terutama saya dalam pembahasan sering memberi masukkan ke pemerintah kota agar pemberdayaan masyarakat benar – benar mengambil ke arah masyarakat langsung. Jadi belanja masyarakat langsung dan lain-lain yang bersifat belanja habis pakai itu outputnya ke belanja masyarakat langsung”, tuturnya.
“Yang penting menjawab itu semua kami beri masukan ke tahap-tahap perencanaan pembangunan bagaimana komitmen mendorong program – program ke arah masyarakat yang lebih optimal. Itu harapannya”, sambungnya.
Gus Juned (sapaan akrab) berharap, “Besarnya 1 triliun lebih anggaran masyarakat APBD ini masih sebanding apa yang dirasakan. Makanya butuhnya masukan-masukan ke pemerintah daerah untuk merubah pola-pola perencanaan bagaimana anggaran ini diutamakan ke belanja langsung dari pada belanja habis pakai belanja operasional sebagainya. Dan makanya kedepan butuh masalah pembinaan tadi”, pungkasnya.
(Adv/Gon)