Mojokerto (transversalmedia) – Jauh – jauh kawasan Indonesia timur Pemerintah Provinsi Maluku, Pemerintah kabupaten Maluku Tengah, Pemerintah kabupaten Buru Selatan, Pemerintah kabupaten Seram bagian timur, Pemerintah kota Ternate (Pemprov Maluku Utara) melakukan kunjungan destinasi belajar selama 5 hari supaya daerah tersebut bisa maju.
Bersama rombongan yang berjumlah 40 orang untuk melakukan studi tiru dengan tema ‘Kunjungan studi lapangan pelatihan kepemimpinan administrator angkatan VIII Provinsi Maluku’.
Dari program mereka tiru ialah program Gerbang Layanan Informasi Terpadu dan Terintegrasi (Gayatri) dari Dinkes PPKB, program Sistem Informasi Penanggulangan Kemiskinan Terpadu (SIPANDU) dari Bappedalitbang, program Sistem Informasi Kepegawaian Terintegritas (SIMOKER) dari BKPSDM, dan program Segenggam Sampah Gawe Stunting (Gempa Genting) dari Kantor Kecamatan Prajuritkulon kota Mojokerto.
“Intinya kami disini itu mau belajar, dari kota Mojokerto yang dilakukan atas keberhasilan itu artinya kota Mojokerto telah berubah banyak dari kota kecil yang tidak punya apa-apa sumber daya alam tapi maju kotanya. Jawabannya satu inovasi. Kami datang kesini ke kota Mojokerto semoga teman-teman bisa ambil diadopsi dan diterapkan di Maluku terutama di kabupaten dan kota”, kata Kepala bidang PKMF BPSDM Provinsi Maluku, Faizal Ahmad S.STP, MSi. Senin (7/8/2023).
Ia menjelaskan kemajuan kota Mojokerto yang ia dapat ialah dari media massa, maka tentunya untuk memperoleh informasi demi kemajuan daerah dan meningkatkan penambahan pendapatan untuk masyarakat.
“Kami ada tim survei, kami sudah membangun kerjasama dengan Provinsi Jawa Timur lalu berkonsultasi dengan BKPSDM Jatim. Kami tertarik dengan sumber daya alamnya sedikit bahkan tidak ada tapi kota ini maju nah itu. Saya berkonsultasi dengan BKPSDM, pak Kota Mojokerto seperti Singapura dan Jepang tapi tidak punya sumber daya alam tapi maju daerahnya”, ungkapnya.
“Kita di Maluku seperti di Indonesia ikan, laut, gunung, tambang ada tapi seperti Indonesia gak maju-maju gitu lo (sambil tertawa). Semoga setelah dari sini kita bisa seperti kota Mojokerto”, imbuhnya.
Sementara itu, Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari mengatakan kota Mojokerto memang tidak punya sumber daya alam tapi itu menjadikan hambatan untuk daerahnya.
“Keterbatasan sumber daya alam bukanlah sebuah hambatan tetapi kita punya potensi sumber daya manusia yang luar biasa. Darah kita adalah keturunan kerajaan Majapahit, Majapahit memang memiliki keunggulan yang luar biasa sebagai negosiator yang mampu menyatukan berbagai kerajaan bahkan luasnya melebihi Indonesia atau NKRI saat ini, luasnya negara Madagaskar ketika itu”, katanya saat memberi sambutan.
Menurut Wali Kota yang akrab dipanggil Ning Ita, ‘Spirit Of Mojopahit’ lah kekuatan yang membangun kota Mojokerto sehingga menjadi begini. Semangat yang inovasi karena inovasi jawaban solusi, tuntutan masyarakat dengan berbagai penyelenggaraan pemerintahan maupun pelayanan terhadap publik. Tanpa inovasi tidak akan mampu menjawab berbagai persoalan yang dihadapi. Karena itu menjadi penambahan pendapatan daerah.
“Saya ingin kota Mojokerto mimpi saya, sebagai kota kecil harus menjadi barometer layanan publik dan penyelenggaraannya pemerintahan terbaik di Indonesia“, jelasnya.
Bagi individu maupun perangkat daerah yang melahirkan apresiasi inovasi akan mendapat reward kalau masyarakat dalam bentuk motivator uang yaitu 3 persen untuk tingkat regional sedangkan pada inovasi tingkat nasional akan memperoleh 5 persen selama 12 bulan.
Kota Mojokerto yang tercatat di Kemendagri peringkat satu kota terinovatif se-Indonesia dengan meraih 106 penghargaan dari tahun 2019 – 2023. Ning Ita menjabat Wali Kota Mojokerto sudah memperoleh 176 yang tercatat di Kemendagri.
“Di bulan desember, saya dinobatkan sebagai Wali Kota yang terinovatif dan kota Mojokerto dinobatkan kota terinovatif se Indonesia”, pungkasnya.
(Adv/Gon)