Mojokerto (transversalmedia) – Bawaslu kota Mojokerto gandeng Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Mojokerto untuk ikut andil mensukseskan Pemilu 2024, hal ini diminta untuk stabilitas politik demi keamanan pesta demokrasi.
Hal ini disampaikan komisioner Bawaslu Kota Mojokerto, Eri Setiawan saat rapat koordinasi di kantor Bawaslu kota Mojokerto. Jl. Joko Tole No.1, Magersari, Kecamatan Magersari, Kota Mojokerto. Kamis (28/12/2023).
’’Suksesnya sebuah pemilihan tak lepas dari peran serta media sebagai penyampai dan penyeimbang informasi”, katanya.
Menurutnya peranan media, dalam pesta demokrasi dilaksanakan selama lima tahunan ini ikut menyalurkan fungsi dan peran serta media dalam pemilu. Yakni sebagai sarana informasi, sarana menyalurkan visi misi serta program peserta politik, dan sarana pendidikan pemilih dan sarana pengawas pemilu.
Sedangkan mantan Humas Bawaslu Jawa Timur yang juga sebagai narasumber, Abdul Quddus Salam menyatakan peran media yang juga bisa menjadi alat publikasi efektif bagi penyelenggara dalam menyampaikan regulasi dan tahapan pemilihan kepada masyarakat.
Ada tiga unsur yang bisa dijadikan rujukan bagi media dalam menyampaikan perkembangan situasi politik, mulai dari KPU/Bawaslu, peserta pemilu, dan DKPP.
’’Untuk penyelenggara, bisa dipaparkan tentang pentingnya ASN harus netral, tidak boleh ada politik uang. Ini juga bisa disampaikan lewat publikasi”, jelasnya.
Sementara itu, perwakilan PWI Mojokerto yang juga sebagai narasumber, Jacky Arizal juga menjelaskan mengenai momentum pemungutan suara 14 Februari nanti yang bersamaan dengan hari kasih sayang.
Menurutnya, momentum tersebut sangat spesial dan perlu dikampanyekan ke masyarakat, khususnya generasi milenial agar ikut berkontribusi dalam memberikan suaranya.
Ia juga menyebut peran penting media yang bisa menjadi penjembatan informasi kepada masyarakat tentang dinamika politik yang berjalan. Bahkan, media juga turut berkontribusi dalam menjaga stabilitas politik.
Sehingga selama perhelatan lima tahunan berlangsung, situasi keamanan tetap terjaga kondusif.
’’Media tidak boleh memberikan informasi hoaks, setidaknya harus menjadi saran publikasi kampanye yang positif”, pungkasnya.
(Gon)