Mojokerto (transversalmedia) – Dalam menyambut ajaran baru tahun 2024/2025, upaya pencapaian profil pelajar pancasila melalui praktik baik untuk pelaksanaan peningkatan implementasi kurikulum merdeka, Pemerintah kota Mojokerto melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) melaksanakan kegiatan ‘Peningkatan Kapasitas Guru Berupa Praktik Baik Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) Jenjang SMP’.

Plt. Kepala Disdikbud kota Mojokerto, Ruby Hartoyo, S.Sos. MM mengatakan P5 sebagai salah satu sarana pencapaian profil pelajar pancasila, diharapkan dapat memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk ‘mengalami pengetahuan’ sebagai proses penguatan karakter, sekaligus kesempatan untuk belajar dari lingkungan sekitarnya.

“Dimensi profil pelajar pancasila menunjukkan bahwa profil pelajar pancasila tidak hanya fokus pada kemampuan kognitif, tetapi juga sikap dan perilaku sesuai jati diri sebagai bangsa Indonesia”, katanya saat memberi laporan di ruang aula Disdikbud. Jumat (19/7/2024).

Menurutnya, dari kegiatan ini dilaksanakan dengan dasar Permen Kemendikbud Ristek RI nomor 12 tahun 2024 tentang kurikulum pada pendidikan anak usia dini, jenjang pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.

“Maksud dan tujuan dilaksanakannya kegiatan ini adalah dalam rangka memperkuat upaya pencapaian profil pelajar pancasila melalui praktik baik pelaksanaan projek penguatan profil pelajar pancasila di satuan pendidikan khususnya jenjang SMP dan sebagai wujud komitmen dalam mendukung pelaksanaan peningkatan kompetensi guru dalam Implementasi Kurikulum Merdeka”, jelasnya.

Sebagai informasi, kegiatan diikuti oleh peserta sebanyak 57 orang dari 19 SMP negeri dan swasta yang terdiri kepala sekolah dan 2 orang guru yang menangani P5. Dari narasumber kepala sekolah SMP TNH kota Mojokerto, Blasius P. Purwa Atmaja.

Sementara itu, Sekdakot Mojokerto, Gaguk Tri Prasetya ATD MM mengingatkan sedang bergerak menuju Indonesia Emas di tahun 2045, yang diproklamirkan diri menjadi negara maju. Belum lagi menuju bonus demografi yang sedang akan dihadapi.

“Bonus demografi itu dimana suatu negara lebih dari 60 persen berusia produktif, jika ini tidak dipersiapkan betul maka bonus demografi akan menjadi sebuah bencana, maka jika dipersiapkan SDM nya maka bonus demografi itu akan menjadi sebuah kekuatan, sebuah modal, sebuah potensi bagi negara kita ini untuk menjadi negara emas”, paparnya.

Oleh karena itu, untuk menuju tahun Indonesia Emas tahun 2045 seluruh bidang dan seluruh sektor sedang melakukan reformasi.   

“Menuju kesana itu bukan hanya regulasinya yang dipersiapkan, tidak hanya sistemnya yang harus baik, tidak hanya sarana prasarana yang dipersiapkan tetapi yang terpenting Sumber Daya Manusianya”, pungkasnya.

(Gon)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here