Peletakan Batu Pertama Pembangunan Wihara Buddhayana Kota Mojokerto Diiringi Upacara Garbhadhana

Mojokerto (transversalmedia) – Peletakan batu pertama pembangunan Wihara Buddayana dilaksanakan kegiatan ibadah keagamaan upacara Garbhadana Wihara Buddhayana Mojokerto, Jalan Joko Tole, kota Mojokerto. Minggu (7/7/2024).

Upacara Garbhadana akan dipimpin oleh Sulinggih Buddha Ida Pedanda Gede Swabawa Karang Adnyana yang berasal Budakeling dari Desa yang terletak di Kecamatan Bebandem, Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali.

Dijelaskan, Ida Pedanda Gede Swabawa Karang Adnyana merupakan keturunan Mpu Tantular yang ke 16. Mpu Tantular hidup pada abad ke-14 di Majapahit adalah seorang pujangga ternama Sastra Jawa. Ia hidup pada pemerintahan raja Rājasanagara (Hayam Wuruk). Ia masih saudara sang raja yaitu keponakan (bhrātrātmaja dalam bahasa Kawi atau bahasa Sanskerta) dan menantu dari adik wanita sang raja Hayam Wuruk. 

Tampak hadir Pj Wali Kota Mojokerto, Moh Ali Kuncoro S.STP MSi, bersama 21 biku dan bikuni.

Pj Wali Kota Mojokerto, Ali Kuncoro mengatakan “Di Kota Mojokerto toleransi dan moderasi nya itu nyata adanya, semua agama kita wadahi, kita akomodir sehingga semua umat beragama bisa menjalankan ibadahnya secara tenang, damai dan khusuk”, tuturnya.

Orang nomor satu di kota Mojokerto ini mengatakan moderasi beragama sudah lama terbentuk di Kota Mojokerto, untuk itu sudah menjadi kewajiban bersama merawat dan menjaga keberagaman di Bumi Mojopahit.

“Keberagaman ini harus terus kita jaga, kita pelihara dan kita kuatkan, karena justru dengan keberagaman ini akan menjadikan kita menjadi bangsa yang hebat, bangsa yang saling menghormati diantara perbedaan yang ada,” terangnya.

Ali Kuncoro juga merasa tersanjung karena bisa menjadi bagian sejarah baru peradaban Kota Mojokerto melalui peletakan batu pertama pembangunan Wihara Buddayana tersebut.

Ia berharap kedepan Kota Mojokerto masyarakatnya akan semakin menjunjung tinggi  moderasi, menghargai keberagaman serta saling menjaga toleransi antar umat beragama.

“Harapan kami ini nanti bisa menjadi simbol kebesaran baru, sebuah icon baru yang ada di Kota Mojokerto, nanti umat budha bisa melaksanakan ibadah disini dengan khusuk dan tenang”, ujarnya.

“Dan yang tidak kalah penting pasti akan ada Teori trickle down effect nya yang akan muncul. Masyarakat sekitar tumbuh perekonomian baru, pasti nanti akan dikunjungi banyak orang”, pungkasnya.

(Gon)

Berita Lainnya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terpopuler