Pemkot Mojokerto Target Penurunan Stunting 1,23 persen di Tahun 2025

Mojokerto (transversalmedia) – Berdasarkan data dari Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM), Kota Mojokerto mengalami penurunan angka stunting selama 5 tahun. Yang mana penurunan ini dimulai pada tahun 2020 tercatat sebesar 7,71 persen (tercatat 301 balita), turun menjadi 1,54 persen pada tahun 2024.

Pada tahun 2025, Pemerintah kota Mojokerto menargetkan 1,23  persen dalam menurunkan angka stunting demi capaian zero stunting. Hal ini diungkapkan dalam Rembuk Stunting Lintas Sektor yang digelar di Sabha Mandala Madya Balai Kota Mojokerto, Rabu (12/3/2025). 

Sekretaris Daerah kota Mojokerto, yang juga menjabat sebagai Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting, Gaguk Tri Prasetyo ATD MM menjelaskan dalam laporannya, kegiatan ini harus dilakukan bersama tim percepatan penurunan stunting dalam satu tahun sekali dalam rangka untuk menyusun program di tahun 2026.

“Kegiatan penurunan stunting merupakan salah satu bagian yang dilakukan intervensi koordinatif. Di tahun 2024 tercatat 1,54 persen atau setara 88 balita. Di tahun 2025 ini targetnya turun lagi 1,23 persen atau setara 71 balita”, jelasnya.

Diungkapkan, Pemerintah kota Mojokerto mendapatkan apresiasi dari Dirjen Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, bahwa kota Mojokerto sebagai kota terbaik se Indonesia dalam pencapaian indikator intervensi spesifik percepatan penurunan stunting di tahun 2024. 

“Pada percepatan ini kami menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya, kepada seluruh stakeholder, seluruh instansi institusi yang memberikan support dan dukungan penuh didalam upaya-upaya melakukan percepatan penurunan stunting di kota Mojokerto”, ungkapnya.

Permasalah stunting pada dasarnya bukan semata-mata pada masalah kesehatan, melainkan masalah ekonomi, pendidikan, lingkungan, sanitasi dan sebagainya. “Oleh karenanya, intervensi yang dilakukan melibatkan seluruh komponen, kekuatan yang ada di kota Mojokerto baik itu TNI, Polri, Kejaksaan, serta beberapa lembaga baik itu institusi tingkat kota, kecamatan, maupun kelurahan”, katanya. 

Hasil rembuk stunting tahun 2024 menyepakati bahwa rencana aksi percepatan penurunan stunting pada tahun 2025 yang akan dilaksanakan adalah:

  1. Semua kelurahan menjadi lokus (lokasi fokus) prioritas penurunan stunting terintegrasi;
  2. Melaksanakan kegiatan upaya percepatan penurunan stunting baik intervensi spesifik, sensitif, maupun kolaboratif sesuai dengan alokasi anggaran yang telah disepakati;
  3. Meningkatkan kolaborasi dan sinergitas dari semua opd dan pihak terkait dalam percepatan penurunan stunting;
  4. Membangun komitmen publik dalam percepatan penurunan stunting secara terintegrasi.

Sementara itu,  Wali Kota Mojokerto, Ika Puspitasari menegaskan bahwa sinergi lintas sektor menjadi kunci utama dalam upaya percepatan penurunan stunting.

“Ini adalah hasil kolaborasi kita semua. Setiap sektor menjalankan perannya dengan maksimal, sesuai tugas dan tanggung jawabnya. Sinergi yang kuat ini membuahkan hasil nyata”, tegasnya. 

Ning Ita optimistis bahwa Kota Mojokerto bisa mencapai status New Zero Stunting, tidak ada lagi bayi yang lahir dengan risiko stunting atau munculnya kasus stunting baru. “Ini adalah tanggung jawab kita bersama. Kita membangun Indonesia dari kota kecil ini, dari bumi Majapahit, dengan menyiapkan sumber daya manusia yang unggul dan bebas stunting”, tambahnya.

Selain menekan angka stunting, Pemkot Mojokerto juga telah mengimplementasikan berbagai program strategis guna menyiapkan SDM unggul menyongsong Indonesia Emas 2045. 

Salah satunya adalah pencapaian Universal Health Coverage (UHC), yang memastikan seluruh warga Kota Mojokerto mendapatkan jaminan kesehatan gratis.

Tak hanya itu, guna memastikan anak-anak mendapatkan asupan gizi yang baik, Pemkot Mojokerto juga telah menjalankan program pemberian makanan bergizi gratis bagi pelajar dari tingkat TK hingga SMA, secara bertahap.

“Mewujudkan Indonesia Emas 2045 adalah tugas kita bersama. Tidak hanya pemerintah, tetapi juga Kejaksaan, Kodim, Polres, PKK, dan seluruh elemen masyarakat. Dengan bergerak bersama, kita bisa menciptakan generasi yang sehat dan cerdas,” pungkas Ning Ita.

Dari sinergitas tim dilakukan penandatanganan komitmen bersama penurunan stunting Kota Mojokerto oleh Pemerintah kota, Kejaksaan Negeri, Kodim 0815, dan Polres Mojokerto Kota.

(Gon)

Berita Lainnya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terpopuler