Mojokerto (transversalmedia) – Di masa pandemi Covid-19 seperti saat ini, Kota Mojokerto memperingati hari lahirnya Pancasila dengan suasana yang berbeda. Bertempat di SD Negeri Purwotengah, Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari menggelar upacara secara virtual di sekolah mantan presiden pertama Republik Indonesia, Ir Soekarno sewaktu kecil, Senin (1/6/2020).
Pancasila merupakan dasar ideologi-ideologi negara, yang sangat penting bagi bangsa Indonesia. Karena berperan sebagai pemersatu bangsa. Pancasila juga membimbing para pejuang mencapai Indonesia berdaulat. Pada tanggal 1 Juni 1945, Bung Karno, sapaan akrab Ir Soekarno, diberikan kesempatan memberikan pidato menyampaikan gagasan dasar negara dengan sebutan Pancasila.
Mendengar pidato yang disampaikan, Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) memutuskan untuk membentuk panitia kecil guna menyusun dasar negara dengan pedoman pidato yang disampaikan oleh Bung Karno. Hingga pada 18 Agustus 1945 (sidang PPKI 1) rumusan Pancasila tersebut dinyatakan sah sebagai dasar negara Indonesia.
Dan melalui Keputusan Presiden Nomor 24 Tahun 2016, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menetapkan Hari Lahir Pancasila sebagai hari libur nasional sejak tahun 2017. Untuk itu, melalui himbauan Kementerian Dalam Negeri, Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari, memperingati hari lahirnya Pancasila dengan upacara secara virtual yang terhubung secara langsung dengan pemerintah pusat dan provinsi.
“Kami sengaja memperingati hari lahirnya Pancasila di SD Negeri Purwotengah, sekolah masa kecilnya Bung Karno sewaktu tinggal di Kota Mojokerto, sebagai wujud ungkapan syukur kepada beliau, karena telah melahirkan dasar negara Indonesia. Sekaligus mengenalkan kepada seluruh masyarakat dan generasi penerus, bahwa presiden pertama Indonesia, pernah tinggal di kota ini,” kata Ning Ita, sapaan akrab wali kota.
Seperti yang diketahui sebelumnya, Presiden RI pertama Ir Soekarno pernah mengenyam pendidikan di Mojokerto. Pada awalnya, Soekarno kecil menempuh pendidikan di wilayah Tulungagung sebelum akhirnya pindah ke Mojokerto. Kepindahan Soekarno ini tidak lepas, karena Soekemi Sosrodihardjo bapaknya harus pindah tugas sebagai guru di Inlandsche School atau Sekolah Ongko Loro yang sekarang dikenal dengan SD Negeri Purwotengah.
Soekarno pun sempat mengenyam pendidikan di Sekolah Ongko Loro, yang notabennya merupakan sekolah khusus anak pribumi. Tak selang lama, Soekarno kecil pun pindah dari di Sekolah Ongko Loro dan merasakan duduk dibangku Europesche Lerge Shcool (ELS), yang sekarang dikenal sebagai SMP Negeri 2 Mojokerto. “Sekolah ini, kedepannya akan menjadi sebuah museum pendidikan tentang Bung Karno kecil,” imbuhnya.
(Ry)