Dongkrak Ekonomi di Pasar Kranggan dan SurodinawanÂ
Mojokerto (Transversal Media) – Kalangan DPRD Kota Mojokerto mulai menjajaki program percepatan ekonomi kerakyatan melalui pola pelipat gandaan jumlah pasar tradisional dan pengembangan potensi dua pasar tradisional Kranggan dan Surodinawan.
Sekretaris Komisi II DPRD Kota Mojokerto, Edwin Endra Praja mengaku pihaknya kini tengah konsen terhadap program pengentasan ekonomi bawah. “Jika kita mengubah konsep pasar Kranggan dan Surodinawan dengan konsep sebagai pasar modern, kami optimis pasar tradisi akan menjadi pioner bangkitnya ekonomi kerakyatan. Selama ini citra pasar kita kalah dengan hadirnya supermarket dan mall-mall besar di pusat kota,” ujar Edwin, (25/1/2018).
Menurut politisi Gerindra itu Komisi II berusaha mencetuskan konsep berbelanja nyaman di level bawah. “Pusat perdagangan di Kota Mojokerto masih terpusat di tengah. Padahal kota ini hanya mempunyai tiga wilayah kecamatan. Pemerataan ekonomi akan terjadi jika pasar-pasar baru berada merata di tiga wilayah kecamatan yang ada,” paparnya.
Atas persoalan ini Komisi II melakukan studi ke Kota Batu. Anggota Dewan itu memandang pasar ini bisa menjadi ikon bagi pengembangan pasar rakyat di Jatim.
Dari pasar tradisional Oro-oro Dowo yang telah berganti konsep menjadi pasar modern, Pemkot Batu sukses membina dan mengangkat derajat sebagian warganya.
Pasar ini tidak lagi terkesan lusuh seperti pasar tradisional pada umumnya. Sebaliknya kesan yang muncul adalah bersih dan ditunjang dengan fasilitas bak mall. Lantai pasar ini bahkan sudah berkeramik. Fasilitasnya pun tak kalah dengan supermarket, Dinas Pasar sebagai pengelola menyediakan troly sehingga memudahkan pembeli membawa barang dagangannya.
Pengelolaan pasar ini pun tampak efesien. Ditunjang lahan parkir yang memadai, pasar yang dihuni 200 pedagang ini cukup ditangani 7 orang dari Dinas Pasar. Dalam kunjungan itu, para anggota Komisi II ditemui langsung Naning, Kepala Pasar Oro-oro Dowo.
Anggota Komisi II, Denny Novianto menyatakan akan mencetuskan konsep ini ke Pemkot Mojokerto agar segera diaplikasikan di dua pasar yang ada.  “Konsep ini akan kami tawarkan ke Pemkot Mojokerto dan sesegera mungkin diaplikasikan di pasar Kranggan dan Surodinawan. Sementara di tiga sejogjanya didirikan pasar-pasar tradisional baru, tentunya dengan konsep yang lebih maju sebagai pasar modern,” katanya.
Tak hanya itu, ia berharap Pemkot Mojokerto berinovasi melipat gandakan pasar tradisional berkonsep modern di tiga kecamatan yang ada. “Kami mendorong dibukanya pasar di wilayah di Gunung anyar, Kecamatan Magersari,
Kranggan dan Blooto, Kecamatan Pralon. Kami kira pasar adalah sarana yang tepat untuk program pemerataan ekonomi kerakyatan,” pungkasnya.
Sejak setahun terakhir, harapan akan adanya pasar modern telah ramai menjadi pembicaraan publik. Terlebih pengelolaan pasar Tanjung Anyar telah dikembalikan pada pemkot. Jika dibangun, pasar induk itu diharapkan tidak mempertahankan konsep lama namum berdiri dengan citra yang lebih baru.
(Arin)