Mojokerto (transversalmedia) – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) kota Mojokerto dari komisi III, memberikan apresiasi terhadap pihak eskekutif yang mampu menurunkan PPKM dari level 3 ke level 2 dalam penanganan pencegahan Covid-19 di kota Mojokerto.
Anggota DPRD kota Mojokerto dari Komisi III, Moeljadi SH mengatakan hal itu terbukti, Pemkot Mojokerto dinilai telah bekerja dengan baik hingga mampu menurunkan status PPKM dan bahkan mampu menjadikan kota yang herd immunity.
“Saya kira patut diapresiasi karena telah mampu menurunkan status PPKM yang semula berada di level 4, turun menjadi level 2. Bahkan telah mampu menjadikan kota Mojokerto herd immunity dan vaksinasi di Jawa Timur terbaik,” ujarnya. Senin (20/9/2021).
Politisi senior PAN ini, membeberkan keberhasilan eksekutif tidak luput dari peran DPRD yang mendukung dari segi anggaran. “Keberhasilan ini merupakan kerjasama antara eksekutif dan legislatif. Eksekutif sebagai pelaksana dan legislatif (DPRD) mendukung dengan anggaran yang cukup”, tandasnya.
Ketua DPD PAN Kota Mojokerto ini berkeyakinan akan terus turun level. Sebab, vaksinasi di kota Mojokerto telah lebih dari 100% sehingga telah terbentuk herd immunity. Apalagi dengan turunnya Inmendagri 42/2021 yang memperhitungkan vaksinasi dalam menentukan level PPKM.
“Kalau sebelumnya kan hanya enam indikator dalam menentukan level PPKM. Tapi dengan turunnya Inmendagri nomor 42/2021, vaksinasi juga diperhitungkan”, imbuhnya.
Pada kesempatan itu politisi kawakan yang duduk di Komisi 3 ini berpesan, kota Mojokerto yang sudah level 2 jangan dijadikan euforia sehingga melupakan prokes. Sebab, bisa jadi dari level 2 naik lagi ke level 4.
“Sangat memungkinkan levelnya naik lagi kalau masyarakatnya kemudian abai dan tidak taat terhadap protokol kesehatan. Jadi, kunci agar bertahan di level yang rendah dan bahkan turun lagi ke level yang terendah adalah pada ketaatan masyarakat”, tandasnya.
Dikatakannya, peringatan kewaspadaan ini tidak hanya kepada masyarakat kota Mojokerto tapi penekanannya bagi seluruh masyarakat yang ada di kota Mojokerto, baik yang berdomisili di kota Mojokerto maupun yang beraktivitas di kota Mojokerto.
“Kalau masyarakat kota Mojokerto sudah terbentuk herd immunity. Kalau masyarakat dari luar kota, herd immunitynya belum terbentuk sehingga bisa berpotensi terpapar kemudian menyebarkan kembali. Dan asesmennya meningkat sehingga levelnya juga bisa berdampak meningkat pula”, pungkasnya.
(Adv/Gon)