Mojokerto (transversalmedia) – Pemerintah kota Mojokerto melalui Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkes P2KB) Kota Mojokerto menggelar vaksinasi Covid-19 Booster massal, menyasar 700 para lanjut usia (lansia) terbagi 18 kelurahan yang berada di Kota Mojokerto, di Atrium Sunrice Mall. Jumat (21/1/2022).
Kepala Dinkes P2KB Kota Mojokerto, dr Triastutik Sp.A mengatakan vaksinasi booster massal lansia kali ini menjemput para lansia menggunakan alat transportasi secara gratis. “Kita juga menyediakan layanan jemput gratis bagi lansia yang tidak bisa hadir kesini lantaran tidak ada yang antar”, ungkapnya.
Dokter spesialis anak anak menjelaskan bahwa, ada 6694 lansia yang sudah mendapatkan e tiket vaksinasi booster. Dan sasaran tersebut bakal di rampungkan hingga minggu depan.
“Selain vaksinasi massal di sunrise ini, kita juga melayani vaksinasi di seluruh pos pelayanan kesehatan yang tersebar di Kota Mojokerto”, katanya.
Namun, pada saat kegiatan berlangsung, ada warga asal Kelurahan Jagalan, Kecamatan Kranggan, Kota Mojokerto mendadak kejang saat hendak di vaksin. Diketahui warga tersebut bernama Suchaemi (65).
Sejumlah petugas dari Dinkes P2KB Kota Mojokerto langsung tanggap memberikan pertolongan pertama Resusitasi atau CPR untuk membebaskan jalan napas dengan memberikan oksigen.
Terpisah, Sekretaris Dinkes P2KB, dr Farida Mariana saat dikonfirmasi mengatakan lansia tersebut mengalami kejang-kejang sebelum menerima vaksin booster Covid-19. Saat itu korban datang di tempat vaksinasi bersama sang istri dan hendak melakukan registrasi.
“Belum sempat registrasi, tapi sudah kejang-kejang karena riwayat epilepsi. Dan demi keamanan, vaksinasi boosternya kita tunda sembari menunggu kondisi keselamatannya stabil”, ujarnya.
Ia menyebut, proses skrining untuk vaksin booster lansia ini lebih kompleks dibanding lainnya. Selain tensi darah, juga dilakukan cek gula darah, kolesterol serta timbang badan dan ukur lingkar perut.
“Protapnya memang seperti itu, karena lansia rata-rata menyandang penyakit degeneratif. Sehingga kondisi lansia harus benar-benar stabil saat hendak di vaksin,” tukasnya.
Farida menjelaskan riwayat penyakit yang tidak diperbolehkan untuk di vaksin. Diantaranya, penyakit kanker akut dan diabetes komplikasi akut. “Selain dua penyakit tersebut, masih aman untuk di vaksin”, tuturnya.
(Gon)