Mojokerto (transversalmedia) – Angka stunting di Kota Mojokerto sangat rendah, akan tetapi Ketua DPRD Kota Mojokerto, Sunarto memberi atensi pada kasus kurang gizi. Ia meminta elemen masyarakat terutama kader PKK mengawal setiap bayi dan anak yang terindikasi di kota Mojokerto mengalami kekurangan gizi.
Hal ini diungkapkan pada saat melaksanakan kegiatan reses DPRD Kota Mojokerto di Kelurahan Balongsari gang 5, Kecamatan Magersari, kota Mojokerto. Hadir pula oleh jajaran pengurus DPC PDI Perjuangan Kota Mojokerto. Diantaranya adalah Ketua DPC Santoso Bekti Wibowo dan Ketua Fraksi PDIP Ery Purwanti.
“Kalo ada ibu yang tengah hamil, mohon diperhatikan. Warga yang butuh lapor saja ke Dinas Kesehatan. Namun kami berharap dapat mengoptimalkan ibu-ibu PKK. Menjadikan mereka pendamping ibu dan anak yang terindikasi kekurangan gizi”, Pesan Sunarto. Sabtu (19/02/2022).
Ia menjelaskan dihadapan peserta reses bahwa angka stunting di Kota Mojokerto tidak dapat dipandang sebelah mata. “Di Kelurahan Balongsari saja ada 15 anak. Lebih parah lagi di Gunung Gedangan ada 26 anak yang mengalami kekurangan gizi”, jelasnya.
Dugaan kuat adanya kasus stunting tersebut telah mempunyai faktor misalkan ; pernikahan dini menjadi salah satu penyebab. Usia yang belum cukup matang inilah yang menjadikan cara memperlakukan pada bayi yang kurang terawat. Selain itu faktor kemiskinan juga dimungkinkan menjadi penyebab kasus bayi kurang gizi.
“Karena SDM bangsa ditentukan oleh generasi muda. Kalau generasi mudanya ada yang stunting, mau jadi apa bangsa ini. Mari kita bersama-sama mencegah stunting”, ujar Itok.
Dalam kesempatan itu ia mengajak konstituennya yang hadir untuk mendukung program Walikota Mojokerto. “Mari kita dukung program kota kita. Spirit of Mojopahit. Nantinya Kota Mojokerto diharapkan kayak Bali”, Harapnya.
Sejumlah usulan masyarakat mengemuka dalam kegiatan ini. Sutikno seorang warga setempat mengungkapkan Lingkungan Balongsari gang V sering banjir. Bahkan kalau hujan, jalan ini tidak bisa dilewati.
“Demikian dengan Lingkungan Sumolepen, drainasenya itukan terbuka. Minta dibuatkan saluran yang tertutup dari paralon 6 dim sehingga tidak kotor dan berbau,” Ujarnya.
Inul seorang konstituen juga menyatakan bahwa Kelurahan Balongsari mempunyai banyak kasus Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ). “Di Balongsari ada 48 ODGJ. Kedepannya kami meminta agar mereka dipercayakan satu pekerjaan. Kami mencari donatur untuk cucian sepeda motor untuk ODGJ. Agar ODGJ di Balongsari agar teratasi meski tidak 100 persen.
Dilain sisi, Noval, warga Balongsari mengungkapkan setelah proyek gas tempo dulu lingkungan belakang masjid itu pavingnya amblas. Amblas 100 meter.
Menyikapi berbagai permasalahan ini, Sunarto berjanji akan memperjuangkan setiap aspirasi yang ada. Ia juga meminta agar peran serta masyarakat untuk bersama mengatasi masalah sosial.
Dalam kesempatan itu, ia menyumbangkan sebuah alat semprot yang akan akan digunakan untuk pekerjaan ODGJ.
Sekedar diketahui, Berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes), pada 2021 Kota Mojokerto mencatatkan angka stunting terendah, yakni di angka 6,9 persen. Sementara angka stunting di Provinsi Jawa Timur pada 2021 mencapai 23,5 persen.
(Adv/Gon)