Mojokerto (transversalmedia) – Pemerintah kota Mojokerto menunjukkan keseriusan menekan dengan zero stunting. Ada sebanyak 16 alat pengukuran Antropometri kit yang diserahkan Walikota Mojokerto Ika Puspitasari kepada posyandu di kantor Kelurahan Wates, Kecamatan Magersari Kota Mojokerto. Rabu (1/11/2023).
Dengan mengusung tema ‘Gerakan Aktifkan Posyandu Bersama Kader Motivator Kesehatan’, dari data angka presentasi stunting sampai bulan mei ini tahun 2023 mencapai 2,60 persen akan jika mencapai bulan juni maka angka telah merosot mencapai 2,27 persen.
“Alhamdulilah panjenengan hari ini, kader sewilayah wates akan mendapatkan tambahan antropometri kit sebanyak 16 yang dimana tahun lalu sudah dapat 10”, katanya saat memberikan sambutan di hadapan kader motivator.
Kota Mojokerto memiliki prioritas untuk mendukung prioritas nasional yaitu menurunkan angka stunting. “Target kita ada dua zero new stunting. Zero new stunting berarti bayi balita stunting jangan sampai ada yang baru lagi”, jelasnya.
Mulai dari ibu calon pengantin akan diintervensi dengan program pendampingan sampai menikah. Dari remaja sudah diberikan bantuan vitamin dan permakanan begitu juga setelah melahirkan supaya tidak ada balita baru yang mengalami stunting.
“Targetnya ada 2 yaitu jangan sampai belum terjadi dan yang sudah terlanjur kita ikhtiarkan supaya segera normal. Ini menuju zero stunting”, ungkapnya.
“Maka untuk menuju zero stunting, tidak hanya vitamin dan bantuan permakanan, tapi juga bagaimana penggunaan alat-alat yang digunakan untuk mengukur bayi ini. Alat yang terstandar sesuai dengan yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan”, tambahnya.
Wali kota yang akrab disapa Ning Ita ini berharap dengan alat ini nantinya bayi yang diukur melalui penimbangan dan pengukuran tinggi badannya, datanya adalah data yang diakui. Sehingga nanti dilaporkan oleh Dinkes ke aplikasi RPP DBM.
“Semoga, adanya alat yang terstandarisasi dari Kemenkes ini, data yang kita sajikan terkait dengan jumlah bayi balita stunting ini benar-benar data riil, yang angkanya semakin hari harus semakin menurun, yang menunjukkan bahwa jumlah stuntingnya menurun”, harapnya.
Sementara itu, Kepala Dinkes PPKB Kota Mojokerto Farida Mariana mengatakan, kegiatan ini difokuskan dalam rangkaian penanganan dan pengendalian stunting di Kota Mojokerto. Prevalensi stunting di Kota Mojokerto sebenarnya sudah jauh lebih rendah daripada target nasional maupun provinsi.
“Angka ini terus menurun. Hingga kemarin di akhir bulan September prevalensi stunting Kota Mojokerto sudah mencapai 2,26 persen. Sesuai amanah dari Ibu Wali Kota, kita harus tetap terus semangat, karena targetnya adalah zero new stunting tahun 2024″, pungkasnya.
(Adv/Gon)