Mojokerto (transversalmedia) – Menyusul harga cabe melonjak naik, Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari dan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) langsung meninjau harga di pasar, salah satunya di Pasar Tanjung Anyar, jalan KH Nawawi. Kamis (30/11/2023).
“Cabe bukan kategori bahan pokok tetapi bagi masyarakat Jawa Timur khususnya, cabe menjadi bahan makanan yang dibutuhkan oleh masyarakat. Sehingga kita melakukan sidak, lalu melakukan pengecekan dan pembukaan secara langsung TPID Pracangan”, Kata Ning Ita sapaan akrab Wali Kota Mojokerto.
Melalui tangan dinginnya, Ning Ita meresmikan sejumlah Toko Pracangan TPID se Kota Mojokerto yang tersebar dari 18 kelurahan dan 8 pasar. “Hari ini sudah dibuka 5 pracangan TPID. Rencananya kita akan buka di 18 kelurahan plus 8 pasar-pasar”, tuturnya Ning Ita saat melakukan pengecekan dan pembukaan secara langsung pracangan TPID di Kelurahan Kranggan.
Ia mengungkapkan, Bulog hanya mengendalikan harga bahan pokok yakni beras, minyak goreng, tepung, dan gula pasir. “Seringkali cabe, bawang putih, bawang merah bukan kategori bahan pokok tapi faktanya menymbang terjadinya inflasi. Sehingga melalui Pracangan TPID, pemerintah dapat memberikan subsidi dalam rangka mengendalikan harga supaya tidak terjadi inflasi”, jelasnya.
Dari hasil inspeksi mendadak (Sidak) harga cabe rawit menembus angka Rp 85 ribu sampai dengan Rp 90 ribu per kilogram. Sedangkan harga cabe rawit di Toko Pracangan TPID Rp 60 ribu per kilogram.
Dari subsidi penjualan cabe rawi di toko perancangan TPID Cabe rawit maka setiap orang diwajibkan membeli satu kemasan dengan harga Rp 15rb/kg. Selain cabe, Pracangan TPID juga menjual berbagai bahan makanan seperti bawang merah, bawang putih, beras, gula, dan lainnya.
Pada kesempatan tersebut, Ning Ita juga menyerahkan piagam penghargaan dalam rangka partisipasi pengendalian inflasi kota Mojokerto kepada perwakilan Pracangan TPID Kota Mojokerto.
(Adv/Gon)