Mojokerto (transversalmedia) – Meningkatnya kasus demam berdarah dengue atau DBD di berbagai daerah, salah satunya kota Mojokerto. Pasalnya, penyebab pergantian musim penghujan ke musim kemarau menjadi salah satu faktor meningkatnya penularan nyamuk aedes aegypti. 

Pemerintah kota Mojokerto berupaya melakukan pencegahan dengan menggerakkan kader kesehatan secara optimal, bukan hanya itu saja, pemberantasan nyamuk melalui asap fogging di tempat yang dianggap lingkungan yang urgen. 

Melalui Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (Dinkes PPKB) menggelar serentak Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) serentak. Jumat (3/5/2024).

Penjabat (Pj) Wali Kota Mojokerto Muhammad Ali Kuncoro S.STP MSi bersama Kapolresta Mojokerto AKBP Daniel S Marunduri SIK MH, Sekda Gaguk Tri Prasetyo ATD MM, dan Kepala Dinkes PPKB dr Farida Mariana M.Kes, serta Camat Magersari Sutikno SH, Lurah Kedundung M. Nurhudah SH dan kader motivator kesehatan turun langsung melakukan PSN di sekitaran Rumah Potong Hewan (RPH) lingkungan Sekar Putih, kelurahan Kedundung, kecamatan Magersari.

Mereka mendatangi rumah penduduk yang dinilai rawan menjadi sarang nyamuk aedes aegypti. Mereka juga mendatangi warga yang baru saja sembuh dari DBD.

“PSN hari ini terkait kembali merebaknya peningkatan angka DBD di kota Mojokerto”, kata Pj Wali Kota Mojokerto Muhammad Ali Kuncoro S.STP MSi.

Orang nomor satu di kota Mojokerto ini, menjelaskan PSN ini bukan kali pertama dilakukan. “Kader-kader kita (kader motivator kesehatan) hampir setiap minggu selalu melakukan pemantauan jentik nyamuk dan memberikan pencerahan sekaligus penekanan kepada masyarakat pentingnya 3M plus”, jelasnya.

Dengan didampingi Kepala Dinkes PPKB, Mas Pj menegaskan jika sudah memerintahkan kepada Dinkes agar mengaktifkan PSN lebih masif lagi.

Selain itu, Mas Pj juga minta kajian kepada Dinkes agar dipastikan kapan kita harus melaksanakan upaya yang lebih masif melaksanakan fogging.

“Fogging bukan satu-satunya langkah, fogging itu sebenarnya hanya mematikan nyamuk, bukan jentik”, tegasnya.

“Kasus DBD ini merupakan tanggung jawab kita bersama. Tidak hanya pemerintah daerah, tidak hanya kader, tidak hanya jajaran kepolisian, tapi masyarakat juga harus peduli dan peka bahwa ini (DBD) harus kita selesaikan bersama-sama,” tegasnya.

Sementara itu, Kepal Dinkes PPKB dr Farida Mariana M.Kes mengatakan, hingga saat ini ada delapan kasus DBD. “Kalau DBD tetap hanya delapan kasus dibandingkan bulan sebelumnya, tapi DD (Demam Dengue) yang meningkat, dari 30 kasus menjadi 57 kasus,” ungkapnya.

Farida menjelaskan, DD dan DBD berbeda dari tingkat keparahannya meski sama-sama disebabkan nyamuk aedes aegypti. DD lebih rendah tingkat keparahannya dibandingkan dengan DBD.

“Meski hanya DD yang meningkat tapi kita harus bertindak cepat,” tandasnya.

Dengan meningkatnya kasus DBD dan DD ini, Dinkes akan turun langsung untuk mengoptimalkan dan mengingatkan kembali agar peran kader motivator lebih maksimal.

“Jadi, nanti saya dan Bu Citra (Kabid PP) setiap Jumat turun ke semua kecamatan yang secara statistik kasusnya naik, saya siap turun”, pungkasnya.

(Gon) 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here