Mojokerto (transversalmedia) – Momentum pemilihan kepala daerah serentak sudah dekat, politik uang dalam penyelenggaraan pemilu di Indonesia menjadi problem yang terus mengemuka. Uang merusak demokrasi.
Hal ini disampaikan Pj Wali Kota Mojokerto, Ali Kuncoro S.STP MSi saat memberi sambutan pada ‘Kegiatan Bimtek Keuangan Partai Politik Tahun 2024’, di aula Grand Whiz Trawas Hotel Mojokerto. Rabu (3/7/2024).
Ia menceritakan ada orang menanyakan terkait politik. Yang mana Money Politik (Politik) Uang tidak lazim lagi ditemui pada setiap pelaksanaan Pesta Demokrasi 5 tahunan atau Pemilihan Umum (Pemilu).
Padahal politik uang sangat mencederai tatanan demokrasi yang sering dilakukan oleh oknum tertentu untuk mencari kekuasaan di eksekutif maupun legislatif.
“Suara yang terbanyak ia pasti pemenang, kenapa yang menang itu tidak selalu yang terbaik ?, Ya ini demokrasi, demokrasi tidak mencari terbaik tapi mencari suara terbanyak. Salahnya dimana ? salahnya si pemilih ini tidak pintar sehingga mudah dibodohi oleh oknum yang bergerak secara masif, sistematis dan terstruktur dengan menggunakan kekuatan lain”, katanya.
“Apa itu ? Money Politik, itu mengacaukan instrumen survei, kacau semua. Meskipun survei apapun itu akan mengacaukan jika menggunakan dengan uang. Makanya yang mencalonkan legislatif kena duit kacau. instrumen yang merusak demokrasi. Terus saya ditanya. Mas Pj pilih siapa ? yang jawab dengan tenang orang pintar pilih tolak angin”, sambungnya.
Menurut laporan data dari KPU, total daerah yang mengikuti penyelenggaraan Pilkada serentak tahun 2024 di Indonesia adalah sebanyak 37 provinsi dan 508 kabupaten/kota. Dengan pelaksanaan pemungutan suara Pilkada serentak pada Rabu, 27 November 2024.
“Ini hajatan negara, mari kita laksanakan penuh rasa tanggung jawab dan berkenan sudah harus membuka memulai cakrawala kurangi ego sektoral. Jangan berpikir aku partai pengusung maka jika berpikir Kota Mojokerto 2025, 2045, 2065 maka kota Mojokerto jaya ini bukan warisan melainkan titipan dari anak-anak yang melanjutkan”, ajaknya.
Ia berpesan setelah mendengarkan lirik lagu Indonesia Raya, bangunlah jiwanya bangunlah badannya. “Tantangan berat bangunlah jiwanya baru bangunlah badannya, jangan terbalik-balik”, pesannya.
Orang nomor satu di kota Mojokerto ini berharap kota Mojokerto ingin menjadi kota mercusuar. “Karena kebesaran Majapahit luar biasa, saya yakin sejarah pasti akan terulang. Setelah jaman kolobendu ada namanya kolosubo, saya yakin lokomotifnya Kota Mojokerto”, pungkasnya.
Sementara itu, Plt Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) kota Mojokerto, Heryana Dodik Murtono, S.STP, M.Si menjelaskan maksud terselenggaranya bimtek keuangan partai politik tahun 2024, adalah dalam rangka memberikan pengetahuan dan pemahaman terhadap pengelolaan bantuan keuangan kepada partai politik.
“Tujuan bimtek keuangan partai politik tahun 2024, adalah agar dalam pengelolaan bantuan keuangan partai politik dapat dikelola dengan baik, transparan dan akuntabel serta kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku dalam pengelolaan dana partai”, katanya.
Sedangkan hasil yang diharapkan dari kegiatan bimtek keuangan partai politik tahun 2024, antara lain : “Meningkatkan pemahaman tentang mekanisme pengajuan, penggunaan dan laporan pertanggungjawaban bantuan keuangan kepada partai politik, terciptanya transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan bantuan keuangan kepada partai politik”, tuturnya.
(Gon)