Mojokerto (transversalmedia) – Pemerintah kota Mojokerto melalui Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (Dinkes PPKB) resmi melaksanakan kick off implementasi Integrasi Layanan Primer (ILP) di Kota Mojokerto, hal itu dilakukan Pj Wali Kota Mojokerto, Moh Ali Kuncoro S.STP MSi di Sapphire Ballroom Hotel Ayola Sunrise. Rabu siang (17/7/2024).
“Semuanya sudah harus kolaborasi multi stakeholder, semangatnya harus kebersamaan tidak bisa egosentris, dan hari ini sudah kita lakukan seluruh kepala OPD kita minta komitmennya, sehingga Pemerintah Kota Mojokerto ini concern dalam bidang kesehatan”, kata Pj Wali Kota Mojokerto, Moh Ali Kuncoro yang akrab dipanggil Mas Pj.
Ia menyebutkan, tingkat derajat kesehatan dan pendidikan bangsa Indonesia masih berada di ranking buntut secara global. Di G20 tahun 2023, dari 19 negara, bangsa Indonesia berada di posisi 13 skoringnya.
“Hari ini sebuah kegiatan yang sangat bagus sekali karena nawaitunya adalah sebuah upaya konkret, nyata, bagaimana kita secara bersama-sama melakukan transformasi dalam bilik kesehatan”, ungkapnya,
Mas Pj juga menyampaikan berdasarkan data BPS indeks kesehatan Kota Mojokerto tahun 2023 sudah berada diatas indeks kesehatan Provinsi Jawa Timur.
“Indeks Kesehatan Kota Mojokerto 0,86 di atas angka rata-rata provinsi yaitu 0,84. Meski demikian tidak boleh cepat berpuas diri karena saat ini seluruh daerah telah berpacu melakukan kinerja-kinerja produktif supaya masyarakatnya semakin sejahtera dan bahagia,” tegasnya.
Ditambahkan oleh Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkes P2KB) Farida Mariana sebenarnya ILP di Kota Mojokerto sudah mulai dilakukan sejak akhir 2022 dengan sosialisasi yang dilanjutkan dengan uji coba di 11 Posyandu pada bulan Juli 2024.
“Target kedepan ILP akan dilaksanakan di 63 Posyandu, 6 puskesmas yang ada di Kota Mojokerto wajib melaksanakan,” terangnya.
Terkait sumber daya dalam melaksanakan ILP, Farida menyampaikan Pemerintah Kota Mojokerto memiliki cukup SDM dan mempunyai nilai lebih dengan adanya prameswari yang tidak dimiliki oleh daerah lain dan semuanya diberdayakan untuk pelaksanaan ILP.
“Kita memiliki 426 tenaga kesehatan, 83 prameswari, 1621 kader motivator, 306 TPK, 786 kader kesehatan remaja, dan 222 kader KB,” terangnya.
Lebih lanjut ia mengatakan bahwa dengan implementasi ILP, pemeriksaan karena pemeriksaan yang komprehensif maka konsekuensinya waktu pemeriksaan akan lebih lama.
“Sebelum implementasi ILP pasien batuk pilek datang ke Puskesmas diobati ambil obat selesai, dengan ILP akan ditambah dengan pemeriksaan tensi, gula darah dan screening kejiwaan,” jelasnya.
Farida menyampaikan bahwa dalam implementasi ILP pencatatan dan pelaporan menjadi hal yang penting dan Kota Mojokerto telah memiliki aplikasi Gayatri. “Alhamdulillah Kota Mojokerto punya aplikasi gayatri yang itu menjadi muara semua proses pelayan kesehatan yang semuanya bisa dicatat, dilaporkan dan dianalisis,” pungkasnya.
Sebagai informasi, ILP merupakan sebuah program yang dicanangkan oleh Kementerian Kesehatan RI untuk penguatan pelayanan kesehatan primer, yaitu pelayanan kesehatan yang ada di puskesmas, posyandu dan Pustu yang sifatnya promotif dan preventif. Dengan gol masyarakat yang sehat dan mandiri di seluruh kelompok umur dari bayi, balita, kelompok usia sekolah, kelompok usia produktif sampai dengan lansia.
(Gon)