Mojokerto (transversalmedia) – Program nasional Gerakan Pangan Murah (GPM) kembali, Pemerintah kota Mojokerto menggelar dengan melibatkan puluhan pelaku UMKM, Badan Pangan Nasional (BPN) dan Bulog. Yang dilaksanakan di halaman kelurahan Jagalan, kecamatan Kranggan. Senin (19/8/2024).

“Kegiatan hari ini kan kita tinjau Gerakan Pangan Murah, ini bagian yang meringankan beban pengeluaran ada di masyarakat. Tugas kita sebagai Pemerintah kan dievaluasi masalah inflasi. Yakni kenaikan harga pangan yang ada pasaran ini terus kita pantau kita intervensi sehingga daya beli masyarakat tetap terjaga, stok juga melimpah dan tidak ada ibarat orang itu kekurangan”, katanya Pj Wali Kota Mojokerto, Moh Ali Kuncoro STTP MSi. 

Dalam pembukaannya, orang nomor satu yang akrab dipanggil Mas Pj ini, memborong dagangan dan dibagikan pada pembeli. Yang diborong yaitu ikan, tomat, cabe. Para pembeli yang mayoritas perempuan langsung histeris dan senangnya minta ampun.  

Sedangkan, saat meninjau di lapangan, harga  yang dijual dalam giat GPM yaitu ; Beras medium SPHP 5 kg Rp 55 ribu, minyak goreng Kita 1 liter Rp16.500, beras Salem Premium 5 kg Rp 66.000, gula pasir Rp15.500 per kg.

Beras Bramu Pacet Rp 72.000 per kg, ikan gurame Rp 26.000 per kg  telur bebek Rp2.500 per butir, cabai merah kering Rp 9000, bawang merah Rp 7.000 per 1/2 kg bawang putih Rp 16.500 per 1/2 kg.  

“Saya tadi beli cabe rawit Rp 13.000 1/4 kg, jauh lebih murah dibandingkan dengan di pasar Rp 16.000 per 1/4 kg”, tutur pembeli yang bernama Ayu ini. 

Karena murah Ayu bersama rekannya memborong 5 liter minyak goreng. “Mumpung lagi murah, mas”, ungkapnya.

Plt Kepala Moch Hekamarta Fanani mengatakan program GPM ini adalah untuk menekan lonjakan inflasi harga, terutama cabai. “Setahun 3 kali digelar, pertama di GOR (Seni Mojopahit), masuk wilayah Kecamatan Magersari ya, Kecamatan Prajuritkulon dan sekarang di Kelurahan Jagalan masuk wilayah Kecamatan Kranggan.

Ia menerangkan salah tujuan juga melibatkan para UMKM dan pedagang pasar, lebih jauh  tidak berbeda dengan operasi pasar (OP) Bulog, yakni untuk mengendalikan inflasi harga sembako. 

“Tujuan diadakan gerakan pangan murah dan Operasi Pasar pada sadarnya sama yakni untuk mengendalikan inflasi. Jadi kita menjual barang-barang dibawah harga pasar untuk menstabilisasi harga, khususnya bahan pangan di Kota Mojokerto”, pungkasnya.

(Gon)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here