Mojokerto (Transversalmedia) – Pemkot Mojokerto menggelar Musyawarah Perencanaan Pembangunan atau Musrenbang melalui Bapeko Kota Mojokerto di Hotel Ayola, jln Benteng Pancasila Kota Mojokerto. Hal ini banyaknya keluhan masyarakat di Musrenbang, salah satunya keluhan banjir, disaat musim penghujan turun menjadi momok bagi masyarakat yang mengalami dampak.
Ada yang berbeda pada kegiatan Musrenbang, di moment Pilkda ini, Bapeko telah mengundang empat pasangan calon (Paslon) Walikota dan Wakil Walikota Mojokerto tahun 2018-2023 yang sebelumnya tidak pernah mengundang bagi paslon.
Kepala Bapeko kota Mojokerto, Harlistyawati mengaku mengundang paslon agar perencanaan ini berkelanjutan setelah adanya Musrenbang, Musrenbang ini menerima keluhan langsung dari masyarakat untuk menjadi program dari Pemerintah Kota Mojokerto.
“Kita mengundang Paslon tujuannya mereka nanti siapapun yang menjadi merupakan dokumen perencanaan dari bawah, harapan saya yang menjadi dana banyak ini nanti tidak disetujui oleh paslon yang menang. Semua harus tahu, program seperti ini, program prioritasnya seperti ini dan sebagainya sehingga mereka jadi dilantik langsung mengimplementasikan,” tuturnya. Rabu (21/3/2018).
Pada pembukaan sesi tanya jawab yang pertama, salah satu Paslon Andy Soebjaktio menyampaikan keluhan banjir dan segera adanya penanganan, “Yang Pertama, Kami menyampaikan usulan ketika saat keliling-keliling kemarin, ada usulan kawasan kompleks diperumahan Pak Moeljadi (Tempat tinggal salah satu Paslon dilingkungan Meri), disitu lingkungannya sudah padat, katanya masyarakat adanya keluhan banjir dan jembatan yang sudah berkali-kali meminta akses pembuatan jembatan yang dibuatkan jalur ke arah makam (Tropodo).” Usulnya.
Lanjutnya, “Yang kedua, dahulu diwilayah itu tidak pernah mengalami musibah banjir, tidak tahu penataannya yang sekarang sudah banjir dan bagaimana caranya lingkungan tersebut nyaman kembali dan tidak banjir,” Imbuhnya.
Usulan dari Paslon tersebut langsung dijawab oleh Walikota Mojokerto Mas’ud Yunus, “Ada beberapa pertanyaan maupun masukan yang mirip atau sama. Diantaranya mengenai banjir. Di Kota Mojokerto banjir jarang tapi genangan air yang luar biasa. Maka dari itu penanganan banjir menjadi skala prioritas !!!,” serunya.
Terpisah Kepala Bapeko Harlistyati menambahkan, saat ini sedang dilakukan pendataan. Bangunan-bangunan di atas tanggul sungai harus dibongkar. Demikian juga pohon yang tumbuh di atas tanggul sungai juga harus dibongkar. “Jadi nantinya tidak ada lagi bangunan dan pohon yang ada di atas tanggul sungai,” tandasnya.
Selain itu akan ada penambahan empat titik pompa air yang diberikan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS). Lahan untuk penempatan pompa juga disediakan BBWS. “Pembebasan lahan untuk penempatan pompa air juga dilakukan BBWS. Pemkot Mojokerto melalui kelurahan hanya memfasilitasi saja,” terangnya.
(Gon)
Baca Juga :