Beranda Politik dan Pemerintahan Walikota Mojokerto Sidak Terkait Perangi TBC

Walikota Mojokerto Sidak Terkait Perangi TBC

0
Walikota Mojokerto Sidak Terkait Perangi TBC

Mojokerto (transversalmedia) –Pemkot Mojokerto nyatakan perangi wabah tuberkolosis (TBC). Dalam memerangi penyakit mematikan ini, Pemkot Mojokerto tidak sendirian, sejumlah elemen masyarakat ikut juga memerangi wabah ini. 

Bersama lembaga antitubercolosis TB Care Aisyiah Kota Mojokerto, Walikota Mojokerto, Ika Puspitasari, dan Wakil Walikota Mojokerto, Ahmad Rizal Zakaria dengan tim ini terjun melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke komunitas yang rentan TBC. Yaitu Taman kanak-kanak Aisyiah, ponpes Darul Quran,  SDN Mentikan, Ponpes Tarbiatul Aulad dan TK Batik serta ponpes Al Amin menjadi obyek yang disasar. Keduanya turun ditempat yang berbeda.      

“Penderita TBC biasanya enggan memeriksakan dirinya ke puskesmas. Karenanya, kami jemput bola ke bawah, ” kata Kepala Dispendik Kota Mojokerto, Amin Wachid, (18/3/2019). 

Amin juga mengharapkan penyebaran wabah ini dapat di tangkal. Terutama, lanjutnya, dipaparan komunitas anak-anak.” Kami berharap wabah TBC ini tuntas sehingga penyakit tidak mengganggu tumbuh kembang anak-anak, ” tambahnya.  

Perlu diketahui juga, sebanyak 391 warga Kota Mojokerto terjangkit TBC. Tragisnya, 75 warga yang terinfeksi kuman mematikan tersebut adalah anak-anak. 

Mewabahnya penyakit tubercolosis di daerah yang terbagi dalam tiga kecamatan itu langsung disikapi pemda setempat. Pemangku kebijakan di daerah ini menggeber program antiTBC bertajuk Saber TBC Pliss. Launching gerakan anti TBC sekaligus memperingati hari TBC.

“Hingga hari ini, jumlah warga yang terdeteksi penyakit TBC tercatat sebanyak 391 orang. 75 diantaranya adalah anak-anak, ” beber Kepala Dinas Kesehatan Kota Mojokerto, Christiana Indah Wahyu disela-sela launching. 

Menurut ia, ratusan warga tersebut kini menjalani pengobatan secara gratis di puskesmas-puskesmas di daerah ini.” Mereka menjalani pengobatan secara berkala mengingat tempo pengobatan TBC butuh waktu lama, paling singkat adalah enam bulan,” katanya. 

Christiana Indah mengungkapkan pihaknya kini mengintensifkan pengejaran terhadap kemungkinan warga yang belum teridentifikasi.  “Peluang bertambahnya jumlah penderita TBC  masih akan sangat besar. Sebab, penyebab penularan terutama dari orang yang terjangkit dalam satu tempat sangat besar. Kami masih berusaha menemukannya,”  tandasnya. 

Sementara itu, Walikota Mojokerto Ika Puspitasari menyatakan perang terhadap TBC.”Kita akan melakukan screening. Kita juga akan menghambat penularan TBC melalui program riil yakni mengantisipasi pada daerah kumuh. Daerah kumuh akan hilang sampai akhir 2019, ” tegasnya. Disinggung soal payung hukum anti TBC, Ika menyatakan masih akan  mengkajinya lagi.

(yep)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here