Mojokerto (transversalmedia) – Melalui Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) provinsi Jawa Timur mensosialisasikan Pendataan Keluarga 2021 untuk memotret kondisi keluarga Indonesia saat ini demi membangun keluarga yang berkualitas dengan menggerakan program ‘Bangga Kencana’.
Plt. Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DKP2KB) kota Mojokerto, Maria Poeriani Soekowardani mengatakan bahwa, sudah menyiapkan untuk mensosialisasikan beberapa kader di setiap kecamatan yang ada di kota Mojokerto, dimana pelaksanaanya melalui sensus, survei dan pendataan keluarga. Sehingga memperoleh data yang valid dan relevan by name dan by address.
“Kegiatan ini diikuti oleh para kader pendata dari masing-masing kecamatan yang terdiri dari 83 kader Kecamatan Magersari, 63 orang kader dari Kecamatan Kranggan dan 73 orang kader dari Kecamatan Prajurit Kulon”, katanya. Senin (8/3/2021).
Sementara itu, Kepala Perwakilan (Kaper) Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Jawa Timur, Sukaryo Teguh Santoso, mengatakan, pendataan keluarga yang dilakukan pada tahun ini mulai tanggal 1 April s.d 31 Mei 2021 merupakan kegiatan prioritas BKKBN dalam upaya menyediakan data dan informasi keluarga by name by address.
“Data dan informasi keluarga ini penting dan strategis, karena tidak hanya sebagai alat untuk mengukur indikator kinerja utama program Bangga Kencana, tetapi juga untuk menyediakan data untuk kepentingan operasional penggerakan program Bangga Kencana di lapangan. Oleh karena itu, perlu dilakukan secara serius, benar dan apa adanya sesuai kenyataan di lapangan”, ujar pak Teguh sapaan akrab Kepala Perwakilan BKKBN Jatim tersebut.
Selain untuk Data dan informasi keluarga, tanggal 1 April s.d 31 Mei 2021, juga dilakukan pengumpulan data tetang kondisi fisik Balita (BB, TB, lingkar kepala). Data tentang Balita ini untuk mendukung upaya Percepatan Penurunan Stunting.
“Tahun 2019, prevalensi stunting di Indonesia sebesar 27,7 % (merupakan urutan ke-4 Dunia). Jumlah ini masih jauh dari standar WHO yang seharusnya di bawah 20 persen”, lanjut pak Teguh.
Presiden RI beberapa waktu yang lalu telah menegaskan agar pada tahun 2014, angka Balita stunting di Indonesia tidak lebih dari 14 %. “Artinya bahwa selama selama 3,5 (tiga tahun setengah) tahun kedepan kita harus mampu menurunkan 13,7 % (atau rata-rata 4 % per tahun). Untuk mencapai kondisi tersebut tentunya dibutuhkan kerja-keras, kerjasama, kolaborasi dan upaya operasional di akar rumput”, ungkap pak Teguh.
Selanjutnya, Walikota Mojokerto Ika Puspitasari dalam pengarahannya menyampaikan pendataan yang dilakukan ini adalah sangat penting untuk memotret kondisi keluarga yang ada di Kota Mojokerto. Dan berpesan agar para kader menyampaikan kondisi masyarakat sesuai dengan apa adanya. Sehingga Pemerintah bisa mengetahui secara riil bagaimana kondisi masyarakat Kota Mojokerto dan bisa melakukan intervensi terhadap capaian yang belum sesuai target.
Ning Ita sapaan akrab Walikota Mojokerto, berpesan agar para kader menyampaikan kepada para ibu akan pentingnya peran ibu dalam pendidikan anak terutama dalam pemberian pemahaman agama. Hal terakhir yang disampaikan oleh Ning Ita adalah agar para kader tetap menerapkan protokol kesehatan selama proses pendataan.
(Gon)