Mojokerto (transversalmedia) – Lonjakan kasus Covid-19 di Kota Mojokerto mendapat atensi khusus dari lembaga Legislatif. Ketua DPRD Kota Mojokerto, Sunarto bahkan telah membuat instruksi khusus terhadap anggotanya.

Sebanyak 25 anggota DPRD, termasuk dirinya, diminta turut serta dalam penanganan covid di daerah pemilihan (dapil) masing-masing.

“Surat instruksi ini diharapkan anggota lainya aktif ikut dalam penanganan covid di dapilnya masing-masing,” tegas Sunarto kepada sejumlah awak media, Senin (28/6/2021).

Sekedar diketahui, jumlah pasien terkonfirmasi Covid-19 di Kota Mojokerto terus bertambah. Bahkan tercatat ada tiga wilayah yang di-lockdown oleh satgas covid-19 lantaran penyebaran virus korana yang menyebar masif di Kota onde-onde.

Dengan turunnya instruksi tersebut, Itok, sapaan Sunarto, berharap nantinya anggota Dewan turun ke lapangan juga akan memantau, membantu dan berkordinasi dengan institusi terkait. Hal itu dilakukan agar penanganan dan kebutuhan baik pasien atau keluarga pasien cepat tertangani dengan tepat.

“Seperti jika ada kendala-kendala peran anggota dewan agar bisa menjembatani dan aktif memecahkan persoalan yang ada,” katanya.

Ketua DPRD menilai, klaster dan meningkatnya jumlah pasien covid terjadi karena kendornya penerapan protokol kesehatan (prokes) di masyarakat.

“Kita berharap masyarakat terus menerapkan protokol kesehatan yang ketat karena varian baru ini lebih cepat. Mari kita saling menjaga satu sama lain,” Tandasnya.

Sementara itu, Wakil Ketua Komisi III DPRD Kota Mojokerto Deny Novianto menekankan agar masyarakat selain menerapkan protokol kesehatan dalam setiap aktivitas. Ia juga meminta masyarakat agar bersedia untuk di vaksin covid-19 yang terus digalakan oleh pemerintah.

“Dalam situasi seperti ini kita harus saling menjaga, mengikuti anjuran pemerintah. Dengan meningkatnya hunian di RSUD banyaknya pasien covid masyarakat harus taat protokol kesehatan,” katanya.

Untuk mencegah munculnya klaster dan meningkatnya pasien Deny meminta Satgas Covid-19 kembali membatasi kegiatan masyarakat sampai skala mikro atau level rukun tetangga (RT). Acara-acara mengumpulkan massa yang tidak terlalu penting agar ditunda sampai pandemi berakhir.

“Mohon prokes diterapkan seperti awal pandemi dulu, pembatasan kegiatan masyarakat hingga skala mikro. Saya berharap lingkungan yang belum bisa menjamin prokes, jangan melakukan kegiatan dulu. Hajatan dan tahlilan supaya dipikir ulang untuk melaksanakan itu. Kalau tak dapat dicegah, prokes harus diperketat dengan serius,” terangnya.

Lebih lanjut Deny mengatakan pihaknya mendesak kepada Pemkot Mojokerto agar segera mengantisipasi dengan menambah ruang isolasi. Di lain sisi, lanjut Deny, ia mengapresiasi dan memberi semangat kepada semua tenaga medis yang berjibaku berperang melawan corona yang terus meningkat.

(Adv/Gon)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here