Mojokerto (transversalmedia) – Nuryono Sugi Raharjo yang akrab dipanggil Bejo, dari Fraksi Partai Demokrat DPRD Kota Mojokerto. Meskipun ia menggantikan alm. Agung Hendriyo. Ia jadi ujung tombak dalam memperjuangkan aspirasi warga di kawasan Mojokerto barat. Bejo setahun ini sudah memegang kendali untuk wilayah Mojokerto Barat, dari FPD.

Sukses gol-kan aspirasi warga, seperti jalan Kemasan, Kelurahan Blooto. Giat reses DPRD kota Mojokerto di Lingkungan Pulowetan, Kelurahan Pulorejo, Kecamatan Prajuritkulon, terungkap Bejo, turut memperjuangkan sejumlah usulan masyarakat. Diantaranya adalah rehab masjid di Pulowetan yang akan direalisasi tahun 2022 ini dan berhasil mengawal perluasan lahan makam di Pulowetan. 

“Hari ini adalah tepat setahun saya dilantik sebagai Dewan. Setahun ini kami telah berhasil memperjuangkan aspirasi masyarakat, mulai dari rehab masjid di dan mengawal perluasan lahan makam di Pulowetan”, katanya. Sabtu (19/02/2022) 

Dalam audensinya ia menjelaskan usulan masyarakat tahun ini diharapkan terealisasi tahun 2023.”Usulan yang tidak bisa tercover di Musrenbang akan dimasukkan dalam Pokir (Pokok-pokok Pikiran) Dewan. Dan baru terlaksana tahun depan”, Paparnya. 

Menurutnya, sebelum dibangun usulan warga akan disurvei terlebih dahulu. “Nanti ketua RT harus bisa memperjuangkan ketika disurvei tim DPUPR. Usulan tersebut disurvei dahulu sebelum ditentukan layak dikabulkan atau tidak. Kami, anggota Dewan akan mengkaji apakah ada kekurangan atau tidak dalam sisi administrasi. Yang kurang akan dilengkapi setelah melalui evaluasi. 

Kami punya hak untuk mengawal usulan-usulan panjenengan, “Janji politisi partai berlambang bintang mercy ini. 

Dalam reses tersebut, Bejo didapuk mengawal sejumlah pekerjaan lainnya. Lurah Pulorejo, Sudarmadji yang hadir dalam acara tersebut secara terang-terangan meminta agar sang wakil rakyat ini mengawal pembangunan gedung Serbaguna di Pulorejo. 

“Nantinya pemanfaatan gedung serbaguna tersebut bersifat multifungsi. Digunakan untuk hajat nikah dan sebagainya. Sehingga untuk hajatan tidak lagi dilakukan di gang-gang sempit. Karena lokasi parkirnya pun lebar, 1800 meter”, Cetusnya. 

Masalahnya, lanjut Lurah, lokasi rencana gedung tersebut masih berstatus tanah cawisan. Harus diserahkan dulu ke pemerintah daerah sebelum akan dibangun. Nah ini tugas bapak untuk mengawal suksesi gedung tersebut, ” Desaknya sembari langsung diamini oleh Bejo. 

Dalam kesempatan itu, sejumlah aspirasi lainnya muncul. Sodiq warga setempat mengungkapkan rehab musolla Baitul Solihin. Tempat wudhu tempat ibadah ini dianggap darurat karena berada di pagar. Usulan lain muncul seperti normalisasi tutup selokan, normalisasi u-ditch di lingkungan setempat. 

(Adv/Gon)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here