Mojokerto (transversalmedia) – Penjabat Wali Kota Mojokerto, Mohammad Ali Kuncoro menjelaskan tugas seorang penjabat Wali Kota adalah melanjutkan tugas kepala daerah yang lama sebagaimana berkelanjutan, ibarat tidak seperti pom bensin, ‘kembali ke nol’.
Hal ini ditegaskan saat berdialog dan bertukar cerita dengan puluhan awak media yang bertema ‘Ngopi Bareng Mas Pj Wali Kota’ di Rumah Rakyat, jalan Hayam Wuruk, Kota Mojokerto. Jum’at malam (15/12/2023).
Kehadiran Ngopi Bareng Mas Pj Wali Kota ini didampingi Sekdakot Gaguk Tri Prasetyo, Kadis Infokom, Kabag Hukum Agus Triyatno S.STP mengapresiasi kinerja para awak media di dua wilayah pemerintahan, kota dan kabupaten Mojokerto.
“Kepemimpinan itu keberlanjutan. Bukan mulai dari nol seperti di pom bensin. Jadi, ini adalah masa transisi dari kepemimpinan sebelumnya hingga kepemimpinan selanjutnya. Apa yang baik akan diteruskan, apa yang kurang baik akan dievaluasi dan diperbaiki”, katanya.
Pria yang akrab dipanggil mas Ali ini menunjukkan keharmonisan dengan Sekretaris Daerah Kota (Sekdakot) Mojokerto, Gaguk Tri Prasetyo Amd MM. Ia mempertegas jika dirinya bersama dengan Sekdakot melanjutkan program – program selama 5 tahun yang dibesut Ning Ita.
“Saya dan Pak Gaguk insya Allah satu paket. Bagaimana membawa Mojokerto lebih baik dan kondusif”, tegasnya.
Ia menceritakan sebelum diamanahkan menjadi penjabat Wali Kota, “Dalam satu kesempatan, Pak Gaguk mengatakan, siapa pun yang nantinya akan ditunjuk sebagai Pj Wali Kota, baik saya, beliau (Pak Gaguk) atau Pak Jazuli, sama saja. Karena tujuannya juga sama, demi kemajuan Kota Mojokerto”, ujar pria keren ini.
Terlebih lagi, ia menolak keras tentang tudingan pihak-pihak yang mungkin tidak menghendaki keharmonisan itu terjadi. Dengan filosofi jawa ‘mikul duwur mendem jero” yang bermakna mengangkat tinggi dan mengubur dalam-dalam. Petuah itu yang akan ia pegang kala melanjutkan program pembangunan era Wali Kota Ika Puspitasari.
Apa yang sudah ditanam oleh Ning Ita (sapaan karib Ika Puspitasari), bagaimana pun pendahulu, harus kita hormati. Jadi Apa apa yang baik akan diteruskan, apa yang kurang baik akan dievaluasi dan diperbaiki. Dan ini masih perjalanan ‘koma’ belum ‘titik’. Itulah perlunya evaluasi”, ujarnya.
Ali Kuncoro paham betul soal peran media yang ada Mojokerto, karena sejak belia ia sudah bertugas di Pemerintah Kabupaten Mojokerto. Ia mewanti-wanti agar di tahun politik saat ini para pewarta bisa bersikap netral.
“Saya berpesan, media harus netral, tapi harus tetap berpihak pada kepentingan pemerintah dan masyarakat,” ingatnya.
Karena media adalah mitra strategis, ia meminta awak media bisa mengartikulasikan kepentingan pemerintah dan masyarakat secara baik. Sehingga input, kritik maupun saran yang disematkan harus bersifat konstruktif.
“Jangan sampai adu domba, kalau ada keluhan diskusikan. Bisa melalui Sekda. Kurangnya apa, disempurnakan”, pesannya.
Ia mengajak awak media menjaga kondusifitas Kota Mojokerto di tahun politik saat ini. “Apapun pilihannya, sat set tas tes, gemoy ataupun qobul (amin), harus tetap menjaga kondusifitas kota ini.
Dengan tangan terbuka, Ali menyatakan akan menampung setiap masukan dan saran.
“Tolong teman-teman, kita bikin suasana ini kondusif, damai. Jangan lagi menulis berita yang membuat rakyat tidak termotivasi dan tidak berpartisipasi dalam pembangunan. Tidak ada masalah yang tidak bisa diselesaikan. Saya minta tolong berikan sesuatu yang positif pada masyarakat. Kalau ada masalah tolong dikomunikasikan dengan baik. Jangan segan-segan berkomunikasi,” ucapnya.
Ia juga menyatakan bertanggung jawab penuh atas semua yang dilakukan kepala OPD. “Kalau ada OPD yang salah, yang salah Ali Kuncoro. Jadi ya tolong ke saya dan kita carikan solusi,” tandasnya.
Setidaknya lewat acara Ngopi bareng, Mas Pj, sapaan hangat yang disematkan untuk Kadispora Jatim tersebut, menunjukkan komitmennya untuk memimpin Kota Mojokerto ke arah yang lebih baik.
(Gon)