Mojokerto (transversalmedia) – Anggaran pendapatan belanja daerah (APBD) diharapkan berbelanja untuk tingkat komponen dalam negeri. Hal ini disampaikan Pj Wali Kota Mojokerto, Moh. Ali Kuncoro S.STP, MSi saat memberi sambutan ‘Sosialisasi dan Fasilitasi Sertifikat Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) di Mandala Madya Kantor Pemkot Mojokerto, Jalan Gajah Mada No 145. Jumat (3/5/2024).

Kepala Diskopukmperindag Ani Wijaya SE MM menjelaskan, Kegiatan ini merupakan amanat dari Instruksi Presiden Nomor 2 Tahun 2022 tentang Percepatan Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN). 

“Salah satu dari wujud P3DN ini adalah untuk mendorong penggunaan produk dalam negeri. Antara lain untuk belanja yang menggunakan APBN dan APBD maka penyedianya diwajibkan untuk menunjukkan berapa tingkat komponen dalam negeri dari produk yang dijual kepada pemerintah”, katanya.

Menurutnya, ini akan mengedukasi dan menginformasikan kepada peserta sosialisasi apa itu P3DN dan TKDN, dan apa manfaatnya bagi peserta sosialisasi.

“Dengan memiliki sertifikat TKDN, maka pelaku usaha bisa menjual produk kepada pemerintah melalui E-Katalog. Selain itu, produknya bisa tampil di E-Katalog milik Kemenperin”, katanya.

Lebih jauh dikatakan, pelaku usaha nantinya akan bersinergi dengan pemerintah kota. “Pelaku usaha yang sudah punya sertifikat TKDN wajib masuk ke dalam E-Sikap, sehingga produknya nanti akan tayang di E-Katalog LPSE Kota Mojokerto,” tegasnya.

“Kami juga berharap, atau izin Pak Pj, diberi akses masuk ke aplikasi Jatim Bejo. Maka pelaku usaha punya kesempatan untuk mendapatkan akses pasar yang semula hanya di kota Mojokerto, ini bisa ditingkatkan ke seluruh

Jawa Timur karena Jatim Bejo merupakan etalase E-Katalog milik provinsi Jawa Timur”, tuturnya. 

Sementara, Pj Wal Kota Mojokerto, Moh. Ali Kuncoro S.STP MSi mengatakan, ke depan, tahun 2030 nanti, penguasa terbesar di pasar global secara ekonomi itu adalah sektor UMKM.

“Bukan saya yang bilang tapi yang bilang Jack Ma, bahwa 80% penguasanya adalah UMKM atau IKM,” ungkapnya.

Kenapa, lanjutnya, karena UKM dan IKM lebih kuat. Yang kecil ini sekarang memang sesuatu yang memang dianggap lebih lincah pergerakannya. UMKM nanti akan pasti akan menjadi soko guru pondasi perekonomian.

“Saya kasih contoh, ritel-ritel kecil tapi yang menguat, contoh Alfamart dan Indomaret itu kuat sekali dibanding Superindo, Giant Hypermart. Keuntungannya mereka kalah dengan Alfamart karena mereka bisa memberikan kenyamanan kepada masyarakatnya,” katanya.

“Saya harapkan apa yang dibangun saat ini bagaimana panjenengan diberi semacam pembekalan untuk usaha sosialisasi tingkat komponen dalam negeri. Nanti segera diurus, sehingga panjenengan punya sertifikasinya,” harapnya.

Menurut sosok yang akrab disapa Mas Pj ini, kegiatan ini nanti ada multiplayer efeknya. Pertama, tentu ketika orang bersama-sama menumbuh kembangkan TKDN maka akan membuka lapangan kerja terbaru.

Yang kedua, ini bagian dari naturalisme kita untuk bangga terhadap produk dalam negeri. “Dan yang gak kalah penting, dengan adanya peraturan ini, bagaimana berdampak terhadap penggunaan produk dalam negeri maka devisa kita akan semakin terjaga. Jadi, kita tidak perlu impor,” katanya.

Sebagai informasi, Sosial diikuti sekitar 150 pelaku usaha yang meliputi industri, makan minum, percetakan, alas kaki, dan lainnya. Hadir sebagai narasumber, Mahmudatul Arifah dari PT Sukofindo.

(Gon)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here