Mojokerto (transversalmedia) – Upaya menekan laju kenaikan harga bahan pokok cabe di pasar, Pemerintah kota Mojokerto melalui Dinas Koperasi UKM Perindustrian dan Perdagangan (DiskopUKMPerindag) menggelar pelatihan pengolahan cabai rawit, di Gedung PLUT Kota Mojokerto. Senin (9/9/2024).

Kepala Dinas Koperasi UKM Perindustrian dan Perdagangan (Diskopukmperindag) kota Mojokerto, Ani Wijaya SE MM mengatakan pelatihan ini dilaksanakan selama 1 hari dengan diikuti 97 peserta dari 2 unsur PKK perwakilan 18 kelurahan, KWT serta 24 peracangan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID). 

“Kita datangkan Chef Farikh dari Independent Chef Association (ICA) Koordinator Lamongan untuk melatih peserta bagaimana mengolah cabai rawit menjadi abon cabe, chilli oil dan berbagai olahan sambal”, katanya.

Dipastikan dasar pelaksanaan kegiatan ini merupakan meningkatkan nilai ekonomis cabai ketika cabai murah dan memperpanjang masa pemanfaatan ketika cabe murah atau meningkatkan pendapatan UMKM/keluarga/ kelompok tani.

Ani juga menjelaskan, IPH Kota Mojokerto minggu pertama bulan September 2024 sebesar -1,67 persen dan cabai rawit sebagai komoditas dengan andil perubahan harga tertinggi sebesar -1,6909 persen.

“Harapannya, dengan pelatihan ini, Kota Mojokerto bisa lebih efektif lagi dalam meredam fluktuasi dan IPH khususnya dari komoditas cabe rawit”, harapnya.

Sedangkan, Chef sambal prento, Farik mengungkapkan, “Abon cabai masa expired 1 tahun, untuk sambal teri nya 3 bulan, chilli oil ini satu tahun”, tuturnya.  

Sementara itu, Sekdakot Mojokerto, Gaguk Tri Prasetyo mengatakan, langkah ini diharapkan dapat memperlama masa simpan dan meningkatkan nilai tambah cabai serta menjadi solusi ketika harganya meroket di pasar.

“Dan yang terpenting bisa meningkatkan pendapatan masyarakat. Karena nantinya, ilmu yang didapatkan dari chef ini bisa dimanfaatkan sebagai ladang mencari nafkah”, katanya usai meninjau pelatihan olahan cabe rawit.

Sekda menambahkan, pelatihan pengolahan cabai ini merupakan salah satu dari sekian banyak inovasi yang dilakukan Pemkot Mojokerto dalam rangka pengendalian inflasi daerah khususnya untuk komoditas cabai rawit.

“Cabai ini fluktuasi harganya kan sering tidak terkendali, terkadang harganya melonjak berkali-kali lipat, terkadang juga anjlok,” ujarnya.

Sekdakot Mojokerto menjelaskan perlu dilakukan sebuah inovasi-inovasi, salah satunya adalah dengan memberikan pengajaran kepada masyarakat bagaimana mengolah cabai itu ketika harganya rendah.

“Ini bagian dari antisipasi kita, jadi ketika memang harganya sudah tidak terkontrol, boleh di tempat lain berdampak tapi ditempat kita tidak berefek sama sekali”, pungkasnya.

(Gon)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here