Mojokerto (transversalmedia) – Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) mengancam akan memberhentikan pertandingan sepakbola jika adanya para supporter klub melakukan nyanyian dan atau koreografi yang mengandung unsur SARA (Suku, Agama, Ras, dan Adat), pesan politik, dan penghinaan. Hal ini dipertegas dengan melayangkan dengan memberlakukan surat edaran PSSI bagi klub yang mencoba melanggar ketertiban di area pertandingan, bukan hanya itu, komisi displin juga sudah mempersiapkan sanksi bagi klub jika supporter melakukan tindakan anarkis.
Atas penyataan itu, ketua Asosisasi PSSI Provinsi Jawa Timur, Ahmad Riyadh mengungkapkan jika suppoter melakukan tindakan permusuhan maka wasit PSSI wajib melakukan penghentian pertandingan, “Bahwa kalau ada sepanduk aja, atau yel-yel nyanyian SARA, itu wasit PSSI bisa menghentikan pertandingan sekali, sampai dua tiga kali langsung pertandingan dihentikan selesai, menit apapun, skor apapun gak di urus, Komdis yang menentukan, siapa yang menang dan siapa yang kalah”, tegasnya. Sabtu (13/10/2018).
Pelayangan surat edaran tercantum dalam nomor : 4573/UDN/2114/X-2018 dengan perihal edaran 7 : Prosedur penghentian permainan karena SARA, Politik, dan hinaan. Penegasan Ahmad Riyadh ini ditegaskan di saat selesai acara pengukuhan pengurus personalia Asosiasi PSSI Kabupaten Mojokerto masa bakti 2018-2022 tahun yang diketuai oleh Imam Suyono di Pendopo Pemkab Mojokerto jln A. Yani, kota Mojokerto.
Perlu diketahui, Satu suporter Persija Jakarta meninggal karena dikeroyok menjelang duel Persib Bandung kontra Persija, Minggu (23/9/2018) di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA).
Menurut keterangan kepolisian, korban bernama Haringga Sirila, berusia 23 tahun asal Cengkareng, Jakarta Barat. Korban meninggal akibat dikeroyok masa di area parkir GBLA pukul 13.00 WIB.
(Gon)