Mojokerto (transversalmedia) – Musim penghujan sudah tiba, di mulai hari Selasa (06/11/2018). Kota Mojokerto sudah diguyur hujan sejak pukul 15.00 WIB, hal itu menjadi momok bagi masyarakat kota Mojokerto yang menjadi langganan banjir setiap tahunnya.
Untuk menyiapkan penanggulangan banjir ternyata tidak murah. Satpol PP kota Mojokerto sudah menyiapkan lima unit perahu karet dengan pengadaan sekitar seratus enam belas juta rupiah.
Kabid Tranrib Dinas Satpol PP Kota Mojokerto, Hatta Amrullah, saat ditemui dikantornya Jalan Bhayangkara. “Perahu karet ini merupakan hasil pengadaan tahun ini. Jumlahnya lima unit. Baru saja tiba hari ini. Pengadaannya tanpa mesin tempel tapi kita punya dua mesin tempel yang dapat digenakan jika memang diperlukan”, ujarnya.
Perlu diketahui juga, sebelumnya Satpol PP mempunyai 1 unit perahu tetapi sudah mengalami rusak berat.
Menurutnya, perahu karet memang sangat diperlukan jika terjadi banjir, terutama untuk mengevakuasi warga atau mengirim bantuan. “Pengalaman dari banjir sebelumnya yang terjadi di wilayah Kelurahan Meri dan Kelurahan Gunung Gedangan serta di Jalan Jawa, kita kesulitan mengevakuasi warga maupun mengirim bantuan karena kita hanya memiliki satu perahu karet”, tuturnya.
Pembangunan dan pembenahan terus dilakukan Pemkot Mojokerto dalam upaya supaya tidak terjadi banjir, misalnya dengan memperbaiki salauran air dan pengadaan pompa air. Namun demikian antisipasi jika terjadi bencana tetap harus dilakukan. “Ya, yang namanya bencana tentu tidak kita inginkan namun kan bisa saja terjadi sewaktu-waktu”, kilahnya.
Dinas Satpol PP Kota Mojokerto merupakan Satuan Pelaksanaan (Satlak) Penanggulangan Bencana sebagai pengganti, karena di Kota Mojokerto tidak ada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). “Kalau di daerah lain, seperti Kabupaten Mojokerto, punya BPBD sehingga penanggulangan bencana dilakukan oleh BPBD. Sedang di Kota Mojokerto tidak adda BPBD sehingga penanggulangan bencana berada di Dinas Satpol PP”, jelasnya.
Lebih jauh dikatakan, Dinas Satpol PP sebagai Satlak Penanggulangan Bencana tidak berdiri sendiri dalam menggulangi bencana tapi bersinergi dengan unit kerja lainnya, misalnya berseinergi dengan Dinas Sosial dan Dinas Kesehatan. “Semuanya bersinergi sesuai dengan peran dan fungsi masing-masing”, tandasnya.
(Gon)