Transversalmedia – Anak-anak sudah tidur lelap di kamar mereka. Anda dan pasangan masih terjaga dan sedang menghabiskan waktu untuk intim bersama. Tapi tiba-tiba kaki kecil melangkah masuk ke dalam kamar. Anda melihat si kecil di pintu kamar menatap Anda berdua dengan ekspresi tanda tanya, “Bunda sama Ayah lagi ngapain?”
Ini seperti kejadian paling buruk sepanjang hidup, tapi jangan bereaksi berlebihan.
Berikut saran yang bisa Anda terapkan berdasarkan usia anak :
A. Anak Usia Balita
Anak usia ini kadang mengira sesuatu yang jahat atau menakutkan sedang terjadi, dan ini perlu diatasi. Anak mengira Ayah menyakiti Bunda. Jelaskan kalau Anda dan pasangan sedang menikmati momen pribadi dan tidak saling menyakiti, dan cukupkan penjelasan sampai disitu, kecuali anak punya lebih banyak pertanyaan.
B. Anak Usia Sekolah Dasar
Anak usia ini memiliki rasa penasaran tentang seks, tapi di waktu yang sama mereka menghindari pembicaraan tentang ini. Selalu ikuti panduan anak tentang apa yang bisa mereka atasi. Bila mereka merasa terlalu tidak nyaman untuk bicara tentang seks, lakukan di lain waktu.
C. Anak Usia 10-14 Tahun
Di usia ini, kebanyakan anak tahu apa yang terjadi. Kadang mereka berteriak jijik saat mendapati orang tua sedang intim. Ini waktu yang tepat untuk memberi tahu anak kalau seks adalah hal pribadi dan terjadi pada hubungan orang dewasa.
D. Anak Usia Remaja
Anak usia lebih besar kadang terhibur melihat orang tua bersikap mesra. Tapi bila hubungan intim ini terjadi di depan mata mereka, akan timbul rasa tidak nyaman dan kecemasan pada anak. Remaja bisa lebih baik mengatasi hal ini. Tapi bila Anda bertanya, pasti mereka menjawab tidak mau melihat orang tua sedang berhubungan seks.
Sekarang ini orang tua tidak hanya cemas tentang anak melihat orang tuanya di momen yang pribadi, mereka juga harus menjelaskan banyak hal yang terjadi di dalam atau di luar rumah, seperti pornografi.
Rata-rata anak melihat pornografi di usia 10 tahun. Pornografi ada dimana-mana dan naif rasanya bila berpikir anak Anda tidak melihatnya. Beri tahu anak tentang pornografi sebelum ia melakukan atau melihatnya sendiri. Berikan penjelasan, “Kadang orang melihat gambar atau video orang berhubungan seks, ini disebut pornografi. Ini bukan untuk anak-anak. Kamu belum siap untuk melihat hal seperti ini.”
Bagaimanapun cara Anda bicara tentang seks, yang terpenting tidak bersikap emosional. Berikan informasi yang sesuai dan terka apa yang menjadi pertanyaan yang tidak diungkapkan anak.
Ambil langkah pencegahan agar insiden serupa tidak terjadi lagi, selain menggunakan kunci di pintu kamar, minta anak mengetuk pintu, mainkan musik lembut atau TV di malam hari, dan jadwalkan waktu pribadi orang tua agar anak tahu untuk tidak mengganggu Anda.
Jangan merasa bersalah berlebihan, anak bisa merasakan rasa malu Anda dan menyimpulkan kalau seks hal yang memalukan. Tapi jangan juga tutupi kemesraan Anda dan pasangan. Bersikap kasih sayang di depan anak bisa jadi hal yang baik. Anak perlu tahu ada cinta secara fisik dan keintiman. Orang tua menjadi contoh untuk mengungkapkannya dengan cara yang sehat. Jadi tetap beri pelukan dan berpegangan tangan dengan pasangan di depan anak-anak.
artikel : Ismawati
sumber : www.ibupedia.com