Mojokerto (transversalmedia) – DPRD Kota Mojokerto menyetujui langkah yang diambil Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (P & K) yang akan kembali merencanakan pembelajaran konvensional atau tatap muka. Hal itu di ungkapkan setelah melakukan rapat dengar pendapat (RDP) atau hearing di ruang legislasi DPRD kota Mojokerto Jalan Gajah Mada 145. Kamis (18/2/2021).
Menurut keterangan yang disampaikan Kepala Dinas P & K Amin Wachid, “Kapan akan dimulai, kami masih menunggu persetujuan dari gugus tugas. Nanti Bu Wali sendiri yang akan menyampaikan. Surat permohanan persetujuan dari gugus tugas kami sampaikan hari ini”, katanya setelah selesai RDP.
Ia menuturkan jika Dinas P dan K bersama sekolah sedang dalam proses mempersiapkan berbagai peralatan untuk memenuhi protokol kesehatan (prokes). “Peralatan saat uji coba kan sudah ada. Nanti juga disediakan termogun”, tuturnya.
Yang jelas nantinya persetujuan itu akan disampaikan langsung kepada wali murid melalui google document. “Dinas melarang sekolah mengumpulkan wali murid. Kalau dulu saat uji coba, surat persetujuan wali muridkan disampaikan melalui komite sekolah dan paguyuban kelas. Namun demikian, wali murid sudah kami undang untuk melihat sekolah”, jelasnya.
Sesuai rencana, lanjutnya, sebenarnya pembelajaran tatap muka ini dimulai pada bulan Januari lalu sebagai kelanjutan dari uji coba yang sudah dilakukan. “Ya karena muncul klaster liburan sekolah maka pembelajaran tatap muka ditunda,” imbuhnya.
Selanjutnya, dari Ketua Komisi III DPRD Kota Mojokerto Agus Wahjudi Utomo mengatakan, Komisi III menyepakati apa yang dilakukan pembelajaran tatap muka dan diharapkan segera terlaksana. “Komisi III setuju jika pembelajaran konvensional ini dilaksanakan. Bahkan Komisi III mendorong agar segera terwujud, dengan syarat memenuhi prokes”, tandasnya.
Sementara itu, dari anggota Komisi III DPRD Kota Mojokerto Deny Novianto itu sendiri mengamini langkah pembelajaran tatap muka. “Makanya kami mendorong agar pembelajaran tatap muka segera dimulai. Kalau tatap muka kan riil dapat ilmu. Kalau daring belum tentu, iya kalau belajar daring, kalau tidak”, katanya.
Menurut Deny, bangsa ini sudah kehilangan satu generasi karena sekolah tutup akibat pandemi Covid – 19. “Jangan sampai anak-menjadi bodoh karena pembelajaran hanya dilakukan dengan daring”, khawatirnya.
(Adv/Gon)