Tingkatkan Skill Kembangkan Inkubasi Batik Malam Dingin Melalui Pelatihan

Mojokerto (transversalmedia) – Pemerintah kota Mojokerto melalui Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah, Perindustrian dan Perdagangan (Diskopukmperindag) mendukung penuh untuk peningkatan kapasitas para pelaku ekraf. Dengan dibekali pembatik profesional, para lulusan inkubasi wirausaha dengan pelatihan diversifikasi batik dengan teknik printing malam dingin.

Pemerintah kota Mojokerto mendukung penuh peningkatan kapasitas para pelaku ekraf

Wali Kota Mojokerto, Ika Puspitasari di saat meninjau pelatihan diversifikasi batik dengan teknik printing malam dingin, ia pun menyampaikan membuat batik ada berbagai teknik atau cara yang dikembangkan. Dari berbagai teknik atau cara pembuatan batik inilah yang nantinya menentukan harga jual ada di level mana pangsa pasar yang akan diraih berdasarkan teknik tersebut.

“Kami memberikan fasilitasi pada pelaku industri kreatif bidang batik untuk bisa mendapatkan ilmu tentang berbagai jenis teknik pembuatan batik. Agar pangsa pasar dari level yang terendah sampai yang tertinggi nanti bisa kita layani, kita kuasai”, katanya saat memberikan sambutan di Gedung Workshop Alas Kaki Surodinawan. Kamis (27/10/2022). 

Perempuan pertama Wali Kota Mojokerto ini, juga menyampaikan para pembatik di Kota Mojokerto juga harus menyadari, batik sudah menjadi sebuah industri. Oleh karenanya juga harus secara cerdas memperhatikan batik dari sisi bisnis. 

“Kita akan memberikan pemahaman, karena batik sudah menjadi sebuah komoditas massal. Dan pembatik Kota Mojokerto akan bersaing dengan industri sejenis yang berasal dari berbagai daerah di luar kota Mojokerto. Bagaimana menekan harga jual itu ya harus sama dengan produk sejenis yang dihasilkan dari daerah-daerah di luar Kota Mojokerto”, tegasnya.

Dukungan pengembangan skill juga diberikan pada peserta inkubasi wirausaha bordir. Sejak Senin (24/10) lalu, telah berlangsung pelatihan lanjutan bagi peserta yang telah bergabung sejak tahun lalu dan masih eksis. Melalui pelatihan empat hari ini, diharapkan dapat meningkatkan kemampuan bordir peserta, sehingga menghasilkan produk yang lebih berdaya saing.

“Aplikasi bordir ini juga sudah begitu luas. Dulu mungkin hanya di jilbab, baju, atau taplak. Tapi sekarang, bahkan di sandal bisa diaplikasikan bordir”, ujar Ning Ita saat meninjau pelatihan bordir di Gedung Raw Material, Jalan Raya Blooto di hari yang sama.

Pihaknya juga meyakinkan kepada para wirausaha baru tersebut untuk tidak takut bersaing dengan meskipun berbagai daerah juga menawarkan produk sejenis. “Meskipun Kota Mojokerto sudah terkenal dengan industri alas kakinya, tetapi perlu ada oleh-oleh varian lainnya. Karena kedepan kita akan menuju Kota Wisata berbasis Sejarah dan Budaya”, pungkas Ning Ita.

(Gon)

Berita Lainnya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terpopuler