Mojokerto (transversalmedia) – Pendataan parcel di tubuh DPC PDI Perjuangan kota Mojokerto ricuh dari kader PDIP ranting kelurahan Gunung Gedangan, kecamatan Magersari, Kota Mojokerto. Tampak puluhan kader menggeruduk di kantor DPC PDI Perjuangan kota Mojokerto, Jln Tropodo kecamatan Kranggan. Jumat (29/4/2022).
Kronologisnya, dikomandoi Eka Wahyuni, puluhan kader PDIP ranting kelurahan Gunung Gedangan tiba di kantor DPC PDIP sekitar pukul 11.00 WIB, dan langsung menemui Ketua DPC PDIP Santoso Bekti Wibowo yang kebetulan sedang berbincang di teras kantornya.
Tampak terjadi adu mulut antara keduanya. Bahkan terjadi saling bentak. Bahkan terdengar suaranya yang lantang meski dibentak. Diketahui, Eka adalah mantan ketua ranting kelurahan Gunung Gedangan,
Beberapa menit saat keduanya adu mulut, akhirnya puluhan kader PDIP ranting kelurahan Gunung Gedangan diakomodir untuk mendapatkan parcel. “Kamu kan sudah dikeluarkan sebagai ketua ranting. Kenapa masih ikut campur dan mengacau di sini. Sekarang keluar, anak buahmu saya urusi”, Kata Santoso dengan suara lantang.
Eka keluar dari kantor DPC PDIP Kota Mojokerto seraya berpesan kepada puluhan kader PDIP ranting kelurahan Gunung Gedangan agar melaporkan kepada dirinya jika ternyata tidak mendapat pembagian parcel. “Tak tinggal. Engkuk ngomongo nek gak intuk (Saya tinggal. Nanti bilang kalau tidak mendapat parcel)”, tegasnya dengan puas karena kadernya sudah diakomodir dan keluar dari kantor.
Ditemui usai protes, Eka mengatakan, kedatangannya ke kantor DPC PDIP untuk bersama-sama puluhan kader ranting kelurahan Gunung Gedangan untuk melakukan protes kepada Ketua DPC PDIP Kota Mojokerto H Santoso Bekti Wibowo yang tidak memasukkan ranting kelurahan Gunung Gedangan dalam daftar penerima parcel.
“Ada dua ranting yang tidak masuk dalam daftar penerima parcel, ranting kelurahan Gunung Gedangan dan ranting kelurahan Blooto kecamatan Prajuritkulon. Kalau tidak ada dalam daftar penerima, berarti kan tidak menerima parcel. Namun sepertinya Blooto tidak berani protes. Sudah dua tahun ini Blooto tidak menerima parcel”, ungkapnya.
Eka mengaku tidak tahu alasan kenapa ranting kelurahan Gunung Gedangan pada tahun ini tidak dimasukkan dalam daftar penerima parcel. Padahal sebelumnya juga dapat. “Alasannya katanya ketua rantingnya tidak datang saat rapat. Ya jelas saya tidak datang karena sudah dinonaktifkan”, katanya.
Eka menduga jika ada kaitannya dengan pemberhentian dirinya sebagai ketua ranting. “Bermula dari acaranya pak Mindo (Mindo Sianipar) pelatihan koperasi. Saat itu peserta mendapat uang saku Rp 200 ribu. Usai acara saya diminta untuk meminta uang kembali kepada peserta pelatihan sebesar Rp 100 ribu. Alasannya untuk pembentukan koperasi. Tentu saja anak-anak tidak mau, apalagi uangnya sudah habis. Nah karena itulah saya dinonaktifkan”, tuturnya.
Eka Wahyuni dikenal cukup vokal menyuarakan persoalan persoalan yang ada di masyarakat. Melalui cuitannya di media sosial Facebook dengan akun Dewi Wara Srikandi Dua Tujuh, cuitannya kerap kali membuat gerah para petingginya.
(Gon)