Mojokerto (transversalmedia) – Gebrakan Wali Kota Mojokerto sungguh luar biasa demi peningkatan kategori koperasi sehat di Kota Mojokerto. Diketahui, ada total 187 koperasi aktif, hanya 19 koperasi yang dinyatakan sehat di kota Mojokerto. Hal ini menjadikan koperasi soko guru perekonomian dapat berperan aktif ikut menanggulangi dampak ekonomi akibat pandemi Covid-19.
“Namun bagaimana mungkin koperasi dapat menjalankan perannya secara optimal untuk meningkatkan kesejahteraan dan perekonomian masyarakat, jika yang sehat hanya sebanyak 10,16 persen saja”, ungkap Wali Kota Mojokerto yang akrab dipanggil Ning Ita.
Masih kata Ning Ita, di Kota Mojokerto harus ada perubahan revolusioner terhadap metode pembinaan dan pengawasan koperasi. Sehingga koperasi dapat berdiri sejajar dengan badan hukum lainnya dalam memberikan kontribusi meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan perekonomian Indonesia, khususnya Kota Mojokerto.
“Tahun ini Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan (Diskouperindag) Kota Mojokerto merubah metode pembinaan dan pengawasan koperasi melalui Coaching Clinics.
Juknisnya sudah disusun menjadi Perwali Pembinaan dan Pengawasan, dengan dibantu aplikasi Klinik KOROENA (Koperasi Roda Ekonomi Indonesia)”, jelasnya.
Coaching Clinics lanjut Ning Ita, nantinya akan dapat mendiagnosa ‘penyakit’ di seluruh koperasi se Kota Mojokerto, sekaligus melakukan pengobatan sesuai keluhan yang dideritanya.
“Klinik ini ibaratnya rumah sakitnya koperasi, tujuannya mengobati koperasi yang tidak sehat agar menjadi sehat. Sehingga tidak ada lagi koperasi yang sakit disini,” ungkapnya.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Kota Mojokerto, Gaguk Tri Prasetya menyambut baik perubahan metode tersebut. Sebab ia menilai sejauh ini pembinaan dan pengawasan koperasi tidak berjalan efektif dan efisien lantaran metodenya yang kurang komprehensif.
“Banyak faktor penyebabnya, diantaranya pemilihan SDM pelatihan yang tidak tepat sasaran,
belum adanya perencanaan yang jelas tentang roadmap pembinaan, belum ada sarana yang merekam data dan perkembangan koperasi yang mudah diakses secara Up to date real time dan akuntabel serta pemilihan narasumber yang tidak tepat,” jelasnya.
Agar lebih efektif, ia berharap kebijakan pembinaan dan pengawasan koperasi perlu dipetakan arah dan targetnya secara jelas. Sehingga lebih terukur capaiannya.
“Jika tahun kemarin yang sehat hanya 10 persen saja, tahun ini targetnya harus meningkat 20 persen atau bahkan lebih. Jangan tiap tahun statis di angka itu-itu saja,” pungkasnya.
Terpisah, Kepala Diskopukmperindag Kota Mojokerto, Ani Wijaya mengatakan tahun ini akan ada pembedahan kondisi masing-masing koperasi sesuai klasifikasinya secara menyeluruh.
“Itu untuk memperoleh diagnosa agar dapat dianalisa dengan tepat treatment yang dibutuhkan. Selain itu kita juga akan membentuk Tim Coaching Clinics yang memadai untuk memberikan pembinaan dan pendampingan secara holistik,” ujarnya.
Masih kata Ani, untuk memudahkan pengawasan dan pembinaan, pihaknya juga menyiapkan Aplikasi Klinik KOROENA yang memuatrekam medis secara lengkap seluruh koperasi di Kota Mojokerto yang bisa diupdate secara berkala dan Riil Time.
“Selain itu kita juga menyiapkan payung hukum berupa Perwali untuk memastikan pembinaan dan pengawasan dilakukan sesuai juknis dan arah pengembangan Koperasi,” tuturnya.
(Gon)